Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sastra, Kata dan Bahaya Negara

6 Oktober 2022   10:48 Diperbarui: 6 Oktober 2022   11:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersyukur wahai pujangga,
Kau mampu menjaga bahasa.
Bergembira lah wahai penyastra,
Karena kau dapat mengolah kata.

Tak semua orang bisa menata kata,
Dan tak semua bisa memahaminya.
Setiap kalimat membariskan kata,
Setiap kalimat juga melahirkan kata.

Bahasa dan sastra seolah terpisah,
Wajar kehidupan kini selalu gelisah.
Mereka yang tak mampu mengolah kata,
Maka tak mampu hasil kinerja dan karya.

Jika penguasa tak menyukai sastra,
Maka tak mampu mengolah kata.
Setiap perintah menjadi mentah,
Karena kurang pemahaman atas kata.

Bangsa yang besar pasti menyukai sastra,
Tempatkan pujangga dikursi beralas sutra.
Seraya menunggu bulir kata mengalir,
Pendamping sabda penguasa adil.

Jika kita tak suka sastra,
Maka kita tak suka barisan kata.
Jika kita tak suka membaca,
Berarti tak paham sabda penguasa.

Setiap penguasa pasti beda jaman,
Setiap jaman pasti beda penguasanya.
Semuanya itu pasti banyak cerita,
Dan akan tertuang dalam kisah.

Jika penguasa dan negara tidak punya kisah,
Jangan harap cucu penerus kita mengenalnya.

Jika penerus tak mengenal negaranya,
Ini akan menjadi bencana.
Karena mereka tak mencintainya,
Apalagi untuk menjaganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun