Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jabbal Uhud: Tidak Taat Perintah Pemimpin karena Ego Kepentingan

31 Juli 2021   07:18 Diperbarui: 31 Juli 2021   07:35 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak lama setelah itu Uhud berhenti bergetar. Demikianlah tanda kerinduan dan kegembiraan Uhud menyambut Rasulullah.

*Perang Uhud:
 Kekalahan akibat hawa nafsu*

Di lembah bukit ini dahulu pernah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin berjumlah 700 orang melawan gerombolan musyrikin Mekkah dengan jumlah yang tidak seimbang. Mereka menyerang dengan serdadu tak kurang dari 3.000 orang.

Dalam peperangan tersebut kaum muslimin yang gugur mencapai 70 orang syuhada, di antaranya paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari AsaDullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush'ab bin Umair, dan Abdullah bin Jahsyin. Para syuhada tersebut dimakamkan di lokasi mereka gugur, di dekat Gunung Uhud.

Nabi Muhammad SAW sendiri dalam pertempuran tersebut mendapat luka-luka. Dan sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai guna Rasulullah turut gugur, dengan kondisi badan dipenuhi anak panah.

Setelah perang usai dan kaum musyrikin mengundurkan diri pulang ke Mekkah, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan supaya mereka yang gugur dimakamkan di lokasi mereka roboh, sampai-sampai ada satu liang kubur terdiri dari sejumlah syuhada.

Kecintaan Rasulullah SAW untuk para syuhada Uhud, khususnya Sayyidina Hamzah mendorong Beliau melaksanakan ziarah ke Jabal Uhud nyaris setiap tahun. Jejak ini pula yang sampai saat ini diikuti umat Islam, bahkan semenjak zaman pemerintahan para khalifah sesudah Rasulullah SAW wafat.

Penutup:

Itulah sekelumit perjalanan ritual kami mengunjungi Jabbal Uhud, semoga kita bisa memetik pelajaran yang bermanfaat bahwa kita jangan sampai terpedaya oleh hawa nafsu berupa rasa serakah.

Hal kedua adalah kita harus mentaati perintah atasan. Kalau kita selalu berpikir negatif, maka segala tugas akan dianggap beban dan percayalah atasan pasti memikirkan kemampuan (potensi) bawahannya dalam melaksanakan tugas.

Patut jadi renungan dengan kondisi terkini, ketidaktaatan pada arahan pimpinan dan ketidak-disiplinan, saling curiga dan sok tahu serta ego kepentingan Sebabkan masalah derus mendera dan tak terselesaikan.


Referensi:
1. Umroh: Inilah keistimewaan Jabal Uhud, Bukit Yang Kelak Berada Di Syurga, Umroh, wikimedia.org,  24/11/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun