Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ustadz-ku Nuju Haribaan

23 Juli 2021   01:19 Diperbarui: 23 Juli 2021   01:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ustadz..
Kini kau temui
Jalan kedamaian.

Keras hatimu
Dalam keyakinan,
Bahwa wabah ini
Hanya mainan,
Dan bukan cobaan.

Sekeras hatimu,
Buat megah masjid kami
Hingga bertahun-tahun.
Saat pengurus ajukan solusi,
Sesuaikan dgn kondisi,
Gelegar terjawab dg tegas,

Bangun mesjid
bukan mainan.
Jika sdh matang perencanaan,

Harus dijalankan.


Jawabanmu terbukti,
Kami pun seolah sangsi.
Benarkah ini masjid kami?
Yang dulu jadi impian,
Nyata ada dihadapan

Seiring kesibukan
 kerja bertambah,
Hingga masjid jarang terjamah.
Hanya selenting berita,
Ustadz ku sakit flu biasa.

Saat ku tandang mesjid,
Bila tiba di akhir pekan.
Tak ternampak ustadz idola,
Sapaan takzimku padanya.

Namun...
Ketika ku remenung ,
diteras rumah seperi biasa.
Tetiba dengar suara lirih,
Mendayu dari TOA mesjidku,
Isak bergantian dari pengurus.

Ustadz idolaku...
Teranjak nuju haribaan.
Dalam pangku-rengkuhan
Allah Yang Maha Kuasa.
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun,

Teriring doa dan tabik,
 Juli 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun