Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Artificial Intelligence Komputer dalam Merespons Pola Pikir Kita (Refleksi Kisah Pecatur Dewa Kipas)

26 Maret 2021   20:24 Diperbarui: 27 Maret 2021   07:53 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI, Artificial Intelligent (kecerdasan buatan) (SHUTTERSTOCK via KOMPAS.COM)

Kematangan mental dan ketenangan berpikir memang sangat diperlukan dalam bermain catur, oleh karena itu perlu langkah cepat dalam mengambil keputusan untuk melangkah karena ada waktu yang membatasi yakni jam catur. 

Dan satu hal lagi, ahli IT-IBM juga menanamkan pada Deep-Blue kebiasaan pola gerak langkah pemain catur secara manusiawi, kadang kala melakukan delay (seolah berpikir) atau respon cepat dalam melangkah. Akhirnya Garry Kasparov meminta maaf kepada pihak IBM dan mengakui kecanggihan Deep-Blue.

  • Penutup

Itulah jawaban dari rasa penasaran saya mengapa komentar Pak Dadang atau Dewa Kipas yang mengharapkan langkah blunder saat bermain catur secara nyata dengan GM Irene Sukandar. Sementara itu, GM Irene Sukandar justru mengatakan bahwa dia bermain dengan hati-hati dan telah mempelajari pola permainan sang Dewa Kipas. 

Dapat disimpulkan bahwa Dewa Kipas memang terbiasa bermain catur on-line dibandingkan secara nyata, ada perbedaan pola permainan antara manusia dengan computer dibandingkan antar manusia. 

Manusia memiliki emosi dan intuisi dan kemampuan mengolah berpikir untuk mengambil keputusan sesuai intuisi berdasarkan pengalaman bertanding (dan hasil latihan berdasarkan teori atau buku catur). 

Sedangkan komputer adalah sekumpulan program berdasarkan data base para pemain catur dunia yang diolah untuk membuat langkah logaritma hingga jutaan langkah dalam sekian detik).

Kelemahan komputer dengan teknologi Artifisial Intelligence (AI) hanya bisa merespons lawan bermainnya secara tersistem atau reaktif. Gaya permainan Dewa Kipas yang kebetulan mirip dengan Garry Kasparov (namun beda level ya) adalah selalu menguji reaksi computer dengan langkah blunder dan segera melakukan strategi posisional  ketimbang materi, (akan tetapi pola terap tersebut tidak berhasil dilakukan saat melawan GM Irene Iskandar karena dia manusia yang punya emosi dan sikap proaktif). 

Tambahan lagi sebagai keuntungan, komputer tersebut tidak memiliki data base permainan Dewa kipas karena dia bukanlah seorang pecatur internasional. 

Yang jadi pertanyaan, apakah komputer catur pada aplikasi chessgame milik Levy Rozman setara dengan Deep-Blue supercomputer milik IBM yang pernah mengalahkan Garry Kasparov, dengan kemampuan respon AI-nya untuk menentukan keuntungan posisional dibanding materi?

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun