Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Artificial Intelligence Komputer dalam Merespons Pola Pikir Kita (Refleksi Kisah Pecatur Dewa Kipas)

26 Maret 2021   20:24 Diperbarui: 27 Maret 2021   07:53 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI, Artificial Intelligent (kecerdasan buatan) (SHUTTERSTOCK via KOMPAS.COM)

PENGANTAR

Rasanya tak habis-habisnya kupasan mengenai catur pada saat ini, sejak munculnya fenomena spektakuler yang tak terbayangkan sebelumnya. Bagaimana tidak? Seorang pecatur lokal tanpa gelar Master justru bisa bertanding dengan Grand Master Wanita ternama di negeri kita. 

Pertandingan akbar dan peristiwa langka terjadi untuk pertandingan catur karena dilihat oleh jutaan pasang mata walau secara on-line, mulai dari masyarakat awam hingga pengamat catur (dalam dan luar negeri) termasuk jurnalis atau pewarta tentang catur. 

Ihwal mulanya, justru kehebohan Pak Dadang yang dikenal dengan Dewa Kipas telah menghebohkan dunia maya, karena dalam pertandingan catur on-line dalam level tingkat kesulitan tinggi (pastinya butuh skill tinggi) pada aplikasi Chessgame berhasil mendapat mengumpulkan point seperti elo rating setara dengan seorang Grand Master.

Perseteruan tersebut telah menghebohkan dunia maya secara mendadak, masyarakat penggila  catur pun terkesima oleh Dewa Kipas yang begitu lugu karena awam dengan teknologi.

Sudah diprediksi sebelumnya, pertandingan catur tersebut pasti lah dimenangkan oleh GM Irene Iskandar secara telak dengan skor 3-0 dari rencana empat babak dipertandingkan. Apakah keriuhan ini di dunia maya akan menjadi reda?, rasanya tidak karena bagaimana pun fenomena ini menjadi menarik. 

Sang Dewa Kipas yang terbiasa bermain secara on-line (setiap malam) sudah tak terbiasa bermain catur secara nyata, mungkin lantaran kegugupan menghadapi seorang wanita cantik dengan kecerdasan luar biasa. 

Akan tetapi ada sesuatu "hal" yang patut disimak dari pernyataan Dewa Kipas atas kekalahannya usai pertandingan, "Mbak Irene ini melangkahkan bidak sangat sempurna, tidak ada langkah blunder yang saya tunggu-tunggu untuk lakukan serangan balik, berbeda saat saya bermain catur on-line". Apakah itu langkah blunder? mengapa Dewa Kipas mengatakan itu berkali-kali?

Silahkan simak penjelasan berikutnya.

  • Kehebohan Munculnya Master Dadakan di Dunia Maya

Pak Dadang sebagai pensiunan BUMN yang hobi catur dan untuk mengisi waktu senggangnya, dia difasilitasi anaknya melalui gadget atau HP agar bisa bermain catur. Ayahnya didaftarkan pada game catur on-line chess.com dengan akun diberi nama "Dewa Kipas'. 

Lantaran ke-gaptekannya dari aplikasi permainan catur yang tersedia, pak Dadang justru lebih suka memilih catur 10 menit dengan tingkat kesulitan tinggi dengan alasan lebih mudah diakses dibanding lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun