Mohon tunggu...
Cak Noer
Cak Noer Mohon Tunggu... Jurnalis - Menempuh pendidikan S1 di UIN Walisongo

Penulis lepas & Penikmat literasi. Mahasiswa S1 UIN Walisongo Semarang, Santri Darul Falah Be-Songo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Mahasiwa Menuju Era Keemasan Bangsa

4 Juni 2019   14:48 Diperbarui: 4 Juni 2019   15:01 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, eksistensi mahasiswa dituntut untuk terus bergerak maju. Namun, masyarakat seringkali mengidentifikasi mahasiswa sekarang sebagai mahasiswa yang urakan, tawuran, sering demo dan tidak bisa dijadikan penggerak masa depan bangsa. Pandangan semacam ini tentu saja menjadikan nilai identitas mahasiswa menurun. Identitas mahasiswa milenial saat ini amatlah penting sebagai respon atas pemikiran masyarakat yang cenderung negatif tersebut.

Definisi dari identitas adalah refleksi atau cerminan diri. Artinya, sebagai mahasiswa milenial harus mempunyai hal yang ditonjolkan dalam identitas itu. Namun, identitas dalam istilah mahasiswa memiliki artian sangat luas. Mahasiswa milenial harus mampu menjawab segala bidang problematika masyarakat. Di saat masyarakat awam tengah dilanda progresivitas zaman, disitulah identitas mahasiswa harus tampil sebagai Agen of Change (Agen perubahan). Sebab, Mahasiswa atau pemuda adalah bagian terpenting dari pionir keemasan suatu bangsa.

Pada Tahun 2045 nanti diprediksi sebagai tahun menculnya generasi emas di Indonesia. Indonesia emas 2045 adalah masa depan yang baru akan terjadi 26 tahun mendatang. Mengapa pada tahun 2045? Karena dalam kurun waktu tersebut Indonesia sudah sangat produktif, sangat berharga, dan bernilai, sehingga perlu dikelola dan di manfaatkan dengan baik. Alasan munculnya wacana tersebut digaungkan tanpa sebab. Pasalnya, ada satu hal penting sebagai tinjauan dan modal dapat terealisasikannya generasi emas di tahun 2045, yaitu bonus demografi yang menyatakan bahwa 70% penduduk Indonesia adalah usia produktif dan sisanya merupakan penduduk yang tidak produktif. Bonus demografi tersebut membawa mahasiswa milenial untuk ikut andil dalam hal ini. 

Seorang mahasiswa dengan giat dan bersemangat menempuh pendidikan perkuliahan dengan sepenuh hati dalam upaya pencerdasan generasi muda bangsa yang nantinya menjadi iron stock kepemimpinan di negeri ini. Hal ini menjadi sebuah keharusan dalam pelaksanaan progres bangsa. Pendidikanlah yang menjadikan derajat bangsa akan naik dan dengan pendidikan pula cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan berkarakter akan terbentuk dengan lebih mudah. Aspek pendidikan menjadi sebuah landasan digagasnya program Indonesia emas 2045 yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Pionir keemasan bangsa menitikberatkan pada peran generasi mudanya. Mahasiswa adalah penggerak para remaja dan pemuda sekaligus pembeda. Artinya, peran mahasiswa milenial saat ini tidak hanya seputar kegiatan yang dilakukan para pemuda pada umumnya. Tetapi juga berperan secara universal dan lebih tanggap pada lingkungan. Mahasiswa milenial bisa dikatakan sebagai pionir generasi emas Bangsa yang ditargetkan pada tahun 2045 harus memiliki strategi 3K. Hal ini di maksudkan sebagai bekal mahasiswa dalam menjalankan perannya di masyarakat. 

Strategi pertama, adalah Keilmuan. Artinya, sebagai mahasiswa harus mampu menguasai keilmuan secara luas atau bisa disebut dengan kaum intelektual. Seorang mahasiswa dituntut untuk memperdalam dan mengembangkan diri dalam bidang keilmuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya. 

Mahasiswa merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik, dan control terhadap perubahan sosial yang sedang berlangsung. Mahasiswa yang berilmu tentu saja lebih mampu menyakinkan masyarakat akan identitasnya. Namun, di samping mahasiswa harus memiliki kecerdasan intelektual, juga harus memiliki kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Sebab, permasalahan masyarakat era modern saat ini sangatlah kompleks.

Kedua, adalah Karakter. Karakter merupakan strategi selanjutnya. Pembangunan karakter adalah salah satu kebijakan nasional yang harus dilaksanakan di seluruh lembaga pendidikan dan masyarakat dalam rangka membangun bangsa yang kokoh dan berjaya. Karakter daripada mahasiswa sangat mempengaruhi pandangan masyarakat. Poin penting dari identitas mahasiswa terletak pada pembentukan karakter dan akhlaqnya. 

Karena seorang mahasiswa dikatakan sukses dalam 'pendidikannya' apabila mampu menerapkan ilmu yang telah dikajinya, dalam artian bertanggung jawab atas keilmuannya, serta mulia akhlaqnya dan luhur budi pekertinya. Sebagai contoh, ketika mahasiswa yang telah diwisuda dan mendapat gelar sajana dari universitas manapun, ia akan mengemban gelar yang sudah didapatkannya. Oleh sebab itu, ia harus mengaktualisasikan identitasnya di ranah masyarakat.

Strategi terakhir adalah Karya. Mahasiswa milenial harus mampu berkarya. Prestasi mahasiswa tidak hanya berkecimpung dalam dunia akademik saja, akan tetapi juga harus aktif mengembangkan diri dalam organisasi, baik organisasi intra maupun ekstra. Melalui banyaknya pengalaman berorganisasi, mentalitas mahasiswa akan terbentuk dengan sendirinya, sehingga mahasiswa menjadi lebih peka terhapap lingkungan sekitar, bisa bekerjasama dengan banyak orang, menambah relasi dan masih banyak lagi, yang semua itu bisa mendukung tercapainya cita-cita dari seorang mahasiswa.

Kerativitas dan produktivitas mahasiswa sebagai kunci pertama untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya sebagai calon pemimpin bangsa. Segala kreativitas dan produktivitas mahasiswa sebagai bentuk pengembangan kompetensi hardskill dan softskill yang harus dimiliki oleh para mahasiswa di seluruh NKRI. Hal ini sebagai bentuk implementasi segala teori dan temuan yang dilakukan oleh para mahasiswa, baik di kampus maupun luar kampus. Segala kreativitas dan produktivitas mahasiswa telah difasilitasi oleh kampus dan pemerintah melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh ristekdikti setiap tahun dan seluruh mahasiswa yang kreatif dipertemukan dalam forum nasional PIMNAS. Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap para mahasiswa dan generasi Indonesia sebagai calon-calon pemimpin bangsa yang kreatif dan produktif.

Para mahasiswa sebagai generasi emas Indonesia di masa depan harus memiliki kompetensi yang unggul dalam bidang hardskill dan softskill. Selain itu, kecerdasan intelektual, spiritual, emosional harus diintegrasikan menjadi satu keunggulan para mahasiswa dalam berkreasi dan berkarya untuk bangsa Indonesia tercinta. 

Wahai para mahasiswa di seluruh NKRI, sekaranglah saatnya kalian bangkit dan mulai berbenah diri untuk meningkatkan kompetensi diri sebagai generasi emas dan para calon pemimpin bangsa Indonesia tercinta di masa yang akan datang. Berkaryalah untuk negeri, cintai dan junjung nama besar Indonesia di mata dunia dengan karya-karya besar kalian. kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak kalian, siapa lagi. Ayo bangkit dan wujudkan mimpi-mimpimu untuk menyongsong Indonesia Emas di masa yang akan datang.

Sebagai mahasiswa milenial yang terdidik dengan pendidikan yang multidimensi sejak awal, maka sudah sewajarnya jika mahasiswa mendominasi berbagai macam peran dan posisi dalam lingkup sosial. Apalagi degradasi moral yang semakin gencar kini menjadi penyebab menurunnya kualitas generasi muda. Identitas mahasiswa harus ikut tampil sebagai pembeda. Pembeda yang ditunjukkan melalui identitas mahasiswa sebagai agen of change di masyarakat. Dengan demikian, identitas mahasiswa menjadi bagian terpenting dalam menggapai cita-cita bangsa yaitu Generasi Indonesia Emas tahun 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun