Mohon tunggu...
Cahyo Sulis
Cahyo Sulis Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed Purwokerto

saat ini adalah sebagai mahasiswa MPP Unsoed dan aktif bekerja sebagai Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia Pertanian Masa Mendatang dari Peran Pemuda Milenial

6 Oktober 2021   11:47 Diperbarui: 6 Oktober 2021   11:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sektor pertanian memegang peranan strategis dalam lingkup pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja yang banyak dan banyak orang yang menggantungkan perekonomiannya di sektor ini. Perjalanan pembangunan pertanian masih belum menunjukkan hasil yang maksimal, dilihat dari kesejahteraan petani dan kontribusi sektor pertanian secara nasional.

Pembangunan sektor pertanian menjadi sangat penting dan harus mendapat fokus dalam pembangunan nasional.  Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: Potensi Sumber Daya Alam yang banyak dan beragam, peluang memperoleh pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya peluang ekspor produk pertanian, penduduk indonesia yang bergantung di sektor pertanian yang sangat banyak, sektor pertanian juga besar perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. 

Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.

Permasalahan sektor pertanian secara umum terjadi di tiga aspek, yaitu produksi, distribusi dan keterjangkauan harga.  Usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.

Permasalahan-permasalahan lain yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia antara lain adanya pembaharuan agraria atau adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran hak -- hak petani lainnya, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pembangunan pertanian di masa yang akan datang dihadapkan selain pada permasalahan-permasalahan tersebut juga pada perubahan tatanan politik Indonesia, hal ini terkait dengan demokratisasi dan otonomi daerah serta pemberdayaan masyarakat.

Arah kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia saat ini adalah untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Yang menjadi fokus perhatian dari tujuan tersebut adalah: Pertama, peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta peningkatan kapasitas SDM pertanian. Kedua, menurunkan biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. Ketiga, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi. Dan keempat, ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya).

Permasalahan lain yang muncul juga di sektor pertanian adalah kekurangan tenaga kerja yang ada di sektor pertanian. Masih banyak persepsi masyarakat terutama kaum muda yang enggan terjun ke dunia pertanian karena: pertanian dianggap kotor dan kurang menjanjikan untuk menjadi sumber pendapatan mereka. Hal ini menjadikan banyaknya anak muda yang lebih menyukai terjun ke sektor industri dan banyak kaum muda yang merantau ke perkotaan.

Upaya -- upaya dilakukan untuk menggandeng generasi muda bisa ikut berpartisipasi dalam sektor pertanian. Dengan banyaknya program -- program yang bisa dilakukan oleh generasi muda yang ditawarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Program petani milenial yang ditawarkan Kementerian pertanian cukup menarik kaum milenial agar bisa terjun ke usaha pertanian.

Penggunaan teknologi modern dalam sektor pertanian, mekanisasi atau peralihan penggunaan alat mesin pertanian yang canggih, serta keberpihakan pemerintah untuk kaum milenial mendorong minat kaum milenial untuk terjun ke dunia pertanian. Banyak tokoh pemuda milenial yang sukses berbisnis di sektor pertanian juga menjadi salah satu faktor kunci banyaknya kaum milenial yang sudah mulai melirik ke sektor ini.

Saat ini pertanian tidak lagi dianggap sebagai usaha yang tidak menjanjikan, banyak sektor lain yang kolaps terutama di saat covid -19 melanda dunia tapi sektor pertanian bisa bertahan dan terus menjadi sektor yang menyokong dunia. Kementerian Pertanian mentargetkan 2.5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional. Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani, Pendidikan Vokasi, Kostratani, Program IPDMIP dan Program YESS semuanya menargetkan adanya keterlibatakn generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun