Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Titik Cerah Buat Nayla

25 Maret 2023   13:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   15:32 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nayla menduduki  pagar, dok. pribadi

Banyak kegiatan yang dilakukan umat Islam menjelang Ramadhan. Salah satunya ziarah kubur atau lazim disebut "nyekar" ke makam sanak keluarga yang sudah meninggal. Mengenalkan tradisi "nyekar" kepada anak-anak kita sebagai generasi penerus sangat diperlukan. Nyekar bisa menjadi sarana untuk mengenalkan anak-anak kita pada silsilah dari keluarga sebelum dan sesudahnya. Karenanya setiap menjelang Ramadhan,  saya bersama suami dan anak anak selalu melakukan tradisi ini. Special tahun ini (2023), saya ziarah kubur  mengajak putri mantu dan cucu pertama saya Nayla. Biasanya hanya bersama suami dan anak-anakku.

Awalnya saya ragu mengajak Nayla  yang berusia 4 tahun 11 bulan. Khawatir kena sawan atau semacamnya. Namun dugaan saya keliru. Nayla tidak memiliki rasa takut di pemakaman yang biasanya dikenal angker oleh masyarakat. Begitu turun dari mobil, dia melesat lincah berjalan menuju pemakaman tanpa digandeng mamanya. Ketika sudah sampai di antara batu nisan Bapak, ibu, Simbah, Buyut dan kakak, kami menggelar kertas untuk alas duduk. Kami duduk bersila persiapan membaca tahlil. Nayla mengambil posisi duduk disamping saya. Tahlilan dipimpin  suami. Kami melakukannya dengan khusuk. Si kecil Nayla pun mengikuti kekhusukan kami. Dan dia menirukan yang dilafadzkan suami saya. Lebih-lebih saat dibacakan do'a penutup, seraya mengangkat tangannya, lantang mengucapkan aamiin.

Usai tahlilan kami menabur bunga. Tak ketinggalan Nayla ikut menaburkan bunga di pusara simbah-simbah, bulik dan para buyut dan canggah. Yang bikin geli, ketika Nayla menabur bunga di makam ukuran kecil paling pojok, dia bertanya" Uti, ini kuburan anak kecil, ya. Kenapa dia meninggal." saya jawab dengan bahasa sederhana."Dia meninggal karena tidak mau maem". Tujuan saya jawab demikian agar Nayla mau makan. Nayla terdiam. Mikir kali he he he.... Selesai penaburan bunga yang  terakhir tepatnya pukul 16.40. kami segera meninggalkan pemakaman.

Nayla bersama Mamanya dan utinya tabur bunga di pemakaman, dok. pribadi
Nayla bersama Mamanya dan utinya tabur bunga di pemakaman, dok. pribadi

Saat perjalanan pulang, Nayla meyakinkan pada Akungnya. " Kung, apa bener kalau tidak makan bisa meninggal"."Ya bisa dong. Makanya Nay harus makan yang banyak." Jawab Akungnya. "Akung pasti bohong!, aku maunya makan es krim saja" tukas Nayla. Perdebatan pun terjadi dengan akungnya. Endingnya merajuk ingin dibelikan es krim. Dalam suasana santai, Nayla bilang ingin bertemu kuntilanak di makam tadi. Akungnya menjelaskan kuntil anak  dirantai oleh Allah saat bulan Ramadhan. Didasari rasa ingin tahu yang besar Nayla terus ceriwis menanyakan banyak hal tentang hantu.

***

Disadari atau tidak, Nayla adalah anak indigo sejak lahir. Waktu umur beberapa bulan dia sudah bisa melihat makhluk halus. Sering menangis dengan mata terpejam tanpa mengeluarkan air mata. Aksi menangis dimulai menjelang magrib. Hampir  semalam suntuk tidak berhenti. Banyak upaya yang dilakukan untuk menenangkan tangisnya. Mulai dari do'a-do'a dan konsultasi ke dokter sudah dilakukan oleh Ibu besan yang merawatnya. Memang waktu bayi Nay tinggal di Trawas Mojokerto rumah ibu kandung mantu saya. Berhari -- hari terus begitu. Ibu besanku terus menggendong sepanjang malam untuk menenangkan dia.

Saya pun ikut merasakan keresahan ini. Akhirnya saya bicarakan permasalahan Nayla dengan" mbak pintar". Dia  saudara saya sendiri. Umurnya masih belia. Tak kasat mata, dia bisa melihat barang ghaib ( jin, setan dan semacamnya). Menurutnya, di kamar Nayla selalu di datangi hantu perempuan yang suka usil setiap menjelang magrib hingga dini hari. Hantu tersebut berasal dari pohon mangga tetangga depan rumah. Usaha pengusiran hantu perempuan pun di garap jarak jauh oleh saudara saya. Tak ketinggalan resep do'a-do'a menurut islam juga dilakukan. Setiap menjelang magrib mantu saya, bapak ibu besan juga melafadzkan do'a tersebut. Alhmdulillah atas izin Allah aksi tangis di malam hari sudah tidak terdengar lagi.

Sekitar umur 2 tahun Nayla sudah bisa bicara meskipun belum jelas artikulasinya. Dia sering ketakutan di tempat-tempat tertentu. Biasanya dengan menutup mata, sambil tangannya menunjuk sesuatu arah, Nayla  bilang ada ada kakek kakek tua serem. Pastilah mamanya merinding. Mamanya juga pernah cerita ke saya: setiap jam 11 malam sampai jam 01.00, Nayla  setiap hari mengajak main di teras villa tempat tinggal utinya. Disitu dia nyaman bermain sendiri, ngomomg sendiri seperti ada temannya. Asyik dan tampak menikmati. Mama dan ibu besan (uti Nayla)  menjaganya sampai tertidur. Nayla anaknya kritis dan keras jika kemauannya tidak dituruti tangisnya akan meledak ledak. Pernah ada kejadian unik. Nayla sering minta diantar Mamanya di lantai tiga. Jika sudah sampai di sana dia ketawa sendiri seperti ada yang mengajak komunikasi. Saat itu Nayla dan mamanya tinggal serumah dengan orang tuanya. Anak saya tinggal bersama saya di Madiun. Karena  kerjanya di Madiun.

***

Pertengahan April 2020, Nayla bisa berkumpul dengan Papa di rumah barunya. Jaraknya tidak jauh dari rumah saya. Di rumah baru Nayla masih penyesuaian lingkungan. Hampir setiap hari menangis. Berbagai upaya sudah kami lakukan. Dia sering bilang ke papa dan mamanya, dia melihat orang bermata besar dan  berbaju hitam di dapur. Terkadang  Nayla juga melihat orang matanya melotot  di toilet. Pernah suatu malam melihat ada buaya di bawah tempat tidur pada hal papa mamanya tidak melihat apa apa. Setiap kali bepergian ke luar rumah, dia sering mendekap mamanya. Bilangnya dia melihat nenek hitam melintasi jalan. Terkadang melihat pocong juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun