Mohon tunggu...
Cahyati Dwi Muliani
Cahyati Dwi Muliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

We have to know self-awareness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernah Berkata Buruk di Sosial Media? Awas Ada Jejak Digital!

10 April 2021   11:11 Diperbarui: 10 April 2021   11:12 2680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hate comment yang diterimanya semakin banyak dan semakin parah, hingga akhirnya Febie memutuskan untuk mengirim somasi kepada orang-orang yang terlibat. Dia berkata, jika ingin terlepas dari jeratan hukum, maka para pelaku cyberbullying tersebut harus membuat pernyataan dan video permintaan maaf yang diunggah ke Instagram dan Twitter dalam waktu 1x24 jam. Tidak mau terlibat lebih dalam lagi, para pelaku akhirnya mengunggah permintaan maaf mereka di platform yang disebutkan. Dan kasus ini selesai pada hari Kamis, 1 April 2021 dengan batalnya somasi yang sudah dikirim oleh Febie Gusfa.

Data-data didapatkan dari anggota grup khusus tersebut, layaknya mata-mata. Ada beberapa diantara mereka yang hanya masuk ke grup chat untuk memantau saja, namun isinya mereka laporkan kepada seseorang yang terkena cyberbullying aslinya. Meskipun para pelaku sudah menarik pesannya di grup, tapi jejak digital akan terus ada. Apalagi Whatsapp grup yang bisa menggunakan mod, membuat chat yang terhapus masih akan terlihat di sana. Hal ini membuat jejak digital para pelaku tidak bisa hilang dan harus dipertanggungjawabkan.

Tidak sekali dua kali kejadian ini terjadi dan menimpa seorang publik figur. Ada juga Naura Ayu dengan banyaknya hate comment yang ia dapatkan dari Whatsapp grup dengan alasan yang tidak logis dan hampir mengirim gugatan hukum juga. Untungnya, para pelaku langsung meminta maaf, tetapi mereka membuat grup khusus lagi dengan menyeleksi anggotanya. Naura Ayu sempat memikirkan tentang itu, namun dia berusaha menaikkan namanya saja dengan berbagai prestasi setelahnya. Buktinya, ia berhasil dalam karya-karya yang selalu dinantikan oleh orang-orang yang menyukainya sekarang.

Sosial media bukanlah media yang tertutup, kita tidak sendiri, banyak mata yang melihat perbuatan kita. Pikirkanlah apa yang akan kita lakukan dan bicarakan terlebih dulu, daripada menyakiti hati orang lain yang merasakannya. Dalam banyaknya kasus cyberbullying, tidak sedikit dari mereka yang terkena bully, mengalami gangguan mental. Mereka menarik diri dari lingkungan, tidak berani berkata apapun pada orang-orang, lebih sensitif dan emosional bahkan paling buruknya adalah bunuh diri. Perhatikan tutur kata serta bijaklah dalam menggunakan sosial media agar hidup kita tidak meninggalkan suatu masalah yang akan berkembang menjadi beban. Jika pernah melalukan cyberbullying, beranilah untuk meminta maaf akan kesalahan yang diperbuat dan jangan menghindar karena hidup akan menjadi tidak tenang.

Menurut TechTerm, mempublikasikan tulisan di blog dan unggahan sosial media merupakan cara lain untuk memperluas jejak digital seseorang. Semakin lama seseorang menghabiskan waktunya dengan menggunakan internet, maka semakin banyak jejak digitalnya. Bagaimanapun juga, sudah menjadi keputusan seseorang dalam hal memilah jejak yang akan mereka tinggalkan.

Sekali jejak digital dibagikan oleh pengguna lain, maka jejak itu tidak bisa terhapus untuk ke depannya. Baik untungnya jika kita menahan ketikan kita dan hanya berbicara yang baik-baik. Tetapi akan buruk jika ketikan kita itu menjadi senjata di hari yang akan datang. Paham mengenai jejak digital bisa mencegah kita dalam menggugah sesuatu ke media internet ini, karena jejak digital akan tetap berada di sana. Hal ini juga menuntun kita untuk menjadi lebih cerdas dalam mengelola apa yang harus kita bicarakan dan apa yang tidak boleh kita utarakan.

Sumber

Cyberbullying: Apa itu dan bagaimana menghentikannya (10 hal yang remaja ingin tahu dari cyberbullying). (2020). Diakses pada 6 April 2021, dari https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying

Kemp, Simon. (2021). Digital 2021: Indonesia. Diakses pada 6 April 2021, dari https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

Digital Footprint. (2014). Diakses pada 7 April 2021, dari https://techterms-com.cdn.ampproject.org/v/s/techterms.com/amp/definition/digital_footprint?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#aoh=16177405120201&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Ftechterms.com%2Fdefinition%2Fdigital_footprint

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun