Mohon tunggu...
Cahyani
Cahyani Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Yoga, masak dan parenting adalah keseharianku

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan featured

Perkenalanku dengan Yoga

23 Oktober 2017   19:34 Diperbarui: 21 Juni 2020   10:22 2317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga bukanlah kata yang akrab dan menyenangkan untuk didengar bagiku. Sejak SD, SMP hingga SMA memang kulakukan rutin seminggu dua kali stretching, senam kesegaran jasmani dan lari pagi, namun itu lebih merupakan mata pelajaran sekolah dan tidak terlalu bisa kunikmati.

Selepas dari SMA, olahragapun menjadi semakin jarang. Hanya sesekali mungkin aku pergi berenang bersama teman-teman. Memang aktivitas renang ini masih lebih bersahabat denganku walaupun juga tidak menjadi sebuah hobby, ya hanya sekali-kali karena bersama teman-teman kuliah. Selepas kuliah apalagi, kesibukan pekerjaan membuat segalanya seakan terlupakan.

Jadi sebenarnya penting gak sih kita olahraga? sesekali pikiran itu terlintas saat usia beranjak 30-an, dan jawaban seorang Dokter Spesialis Anak, saat aku mengantar anakku periksa yang justru mengusik pikiranku, kedua anakku sering sekali mengalami batuk, pilek dan terkadang demam sehingga pergi ke dokter seperti jadi kegiatan rutin bagiku dan suami. 

Disinilah diskusi-diskusi tentang gaya hidup sehat dan tetek bengeknya pun merambat di sela-sela konsultasi tentang penyakit anak dengan sang dokter. Kebetulan dia juga seorang ibu satu anak yang usianya sebelas duabelas dengan anakku yang pertama, 7 tahun.

"Memperbaiki generasi itu butuh dorongan dan keinginan yang sangat kuat, kalau pengin anaknya sehat ya orang tua nya kudu rajin olahraga, anak akan mengikuti dengan sendirinya" kurang lebih seperti itu penjelasannya. 

Mengubah generasi inilah kata kuncinya, untuk anak-anak, untuk keluarga. Walaupun aku dan suami termasuk kategori malas olahraga, kami tetap inginkan anak-anak bisa selalu sehat dan giat olahraga..aneh juga ya, hehe. Ya dan disinilah kami mulai merubah mindset.

Sepulang dari periksa, kusempatkan untuk baca-baca artikel tentang gaya hidup sehat, olahraga yang tepat untuk usiaku yang beranjak 30-an dan juga perbaikan pola makanan yang sampailah aku pada metode food combining.

Setelah bersepakat dengan suami (yang kebetulan juga jarang olahraga) jadilah program aktifitas harian yang kucanangkan bersama suami, untuk keluarga kami:

  1. perbaiki asupan makanan dengan pola food combining (perbanyak buah dan sayur)
  2. biasakan diri olahraga rutin
  3. ajak anak-anak olahraga seminggu sekali
  4. tidur maksimal jm 21.00 dan bangun pagi pk 04.00

dan untuk diriku sendiri di poin no 2 kupilih senam yoga. Kebetulan di lingkungan RW kami banyak ibu-ibu muda yang juga sedang menggiatkan senam ini, senam yoga bersama diadakan di pendopo pertemuan seminggu sekali, ya aku rasa ini pilihan yang tepat untuk memulai. Guru yoga yang datang berganti-ganti tapi mereka memiliki style yang mirip sehingga terasa nyaman buat nubie (baca: pemula) sepertiku. 

Sepulang latihan senam yoga yang hanya berdurasi 1-1,5 jam rasanya capek sekali, padahal gerakannya cenderung slow dan lebih banyak peregangan-peregangan. 

Walaupun begitu aku selalu berusaha rutin ikut dan ternyata di minggu ke-4 sudah mulai terasa nikmatnya. Stamina berasa lebih baik, pegal-pegal di badan yang biasanya muncul setiap bangun pagi sudah tidak ada lagi dan badan terasa lebih segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun