Mohon tunggu...
Cahyana Endra Purnama
Cahyana Endra Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mendapatkan pendidikan dasar sampai menengah di Yogyakarta, lulus sarjana ekonomi di UGM, melanjutkan program master di Wheaton MI, dan program doktor di Biola University California. Sekarang masih menjadi dosen di PTS di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa AL Jepang Mengirimkan Dua Kapal Perang ke Indonesia Baru-baru Ini?

2 Maret 2023   21:09 Diperbarui: 2 Maret 2023   21:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada akhir bulan Februari 2023 yang lalu, Angkatan Laut Jepang mengutus dua buah kapal jenis penempur, yang dikenal dengan sebutan fregate kelas Mogami, untuk berkunjung ke Manado. Hal ini tentu bukanlah sekedar merupakan kunjungan persahabatan di antara Angkatan Laut Jepang dengan Indonesia, atau sekedar menjadi uji coba bagi kapal perang yang relatif baru selesai dibangun dan diserahkan untuk memperkuat sistem pertahanan di Jepang.  

Seperti telah diketahui, tentang pertahanan militer itu ada hal penting yang telah disepakati, bahwa sejak mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke-2 (PD-2) 1942-1945, dimana bom atom telah menghancurkan dua kotanya, maka Jepang harus berjanji untuk tidak lagi membangun militer yang kuat. Namun, dengan dibuatnya kapal-kapal perang yang besar dan bersenjata sangat canggih untuk kelas Mogami, tentu saja patut diperhatikan tentang kemungkinan perubahan yang telah terjadi.

Jadi, ada agenda apa sajakah yang sebenarnya sedang dibawa selama kunjungan ke pusat komando Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut) Indonesia yang kedua di Manado? Jawaban ringkasnya adalah bahwa kunjungan muhibah 2 kapal Jepang jenis fregate ke Indonesia ini memang bermakna ganda, dimana sebagai sekutu Amerika Serikat, maka Jepang harus ikut diperkuat lagi, tidak boleh hanya bergantung pada keberadaan Pangkalan Militer AS di Okinawa. Dengan kata lain, ada pesan-pesan politik dan sekaligus menjadi sarana diplomasi militer yang khas.

Pertama, untuk menunjukkan kepada RRT bahwa Jepang telah kembali mempunyai kekuatan yang sepenuhnya dipulihkan dan tidak dapat diremehkan, walaupun hanya sekedar menggunakan "panggung unjuk gigi" di jalur yang membentang dari Laut Asia Timur dan menembus Laut Cina Selatan, dimana ketegangan regional sampai sejauh ini memang masih membara. Kesempatan untuk melewati area yang cukup panas dalam kategori geo-politik merupakan sebuah medan yang secara taktis dapat menjadi sarana peringatan yang tidak boleh dipandang sebelah mata, apalagi dalam jenis kapal fregate yang sengaja dibuat dengan  teknik terlindung oleh sistem kamuflase (siluman) dan sistem persenjataan yang sengaja dibiarkan tertutup.

Kedua, bersamaan dengan perjalanan 2 kapal jenis fregate itu tentu saja Jepang dapat sekaligus membuat uji coba yang terkait dengan bentuk-bentuk tanggapan yang terjadi atas konsep "siluman" yang diterapkan pada kedua jenis kapal yang sengaja dilewatkan di zona yang penuh dengan pemantauan. Kedua kapal yang meluncur di jalur tersebut sudah barang tentu memiliki sistem komunikasi yang terintegrasi dengan komponen Armada Tempur AS yang masih berada di sekitar LCS maupun di wilayah Asia & Pasifik, tetapi tidak lagi diwujudkan dalam suatu bentuk latihan perang yang mudah menimbulkan reaksi langsung dari pihak RRT.

Ketiga, perkunjungan kedua kapal itu tentu dikaitkan juga dengan rencana pemerintah Indonesia yang sejauh ini sudah berjanji untuk membeli 8 buah fregate, yaitu kapal perang yang sejenis dengan yang dipakai sebagai kunjungan muhibah tersebut, apalagi sejumlah 4 di antaranya akan dibuat di Indonesia yang sejauh ini sudah bekerja-sama dengan Korea Selatan dan berhasil membangun kapal selam, pesawat tempur maupun sistem navigasi udara dan laut. 

Dalam kunjungan selama 2 hari tersebut tentu telah dilakukan juga penjelasan-penjelasan teknis yang dapat menjadi penguat motivasi bagi Indonesia untuk melihat secara lebih mendalam atas segi-segi keunggulan yang dapat dibuktikan langsung dari catatan navigasi yang berhasil dikumpulkan selama melakukan perjalanan yang melintas wilayah kritis dan memang harus menjadi catatan teknis penting bagi setiap kapal tempur. 

Agenda-agenda lain dalam kunjungan tersebut secara formal memang penting untuk mempererat persahabatan di antara kedua negara, termasuk diadakannya upacara penghormatan terhadap para pahlawan nasional Jepang yang gugur dalam Perang Dunia ke-2 dan  kebetulan juga ada yang dikuburkan di kawasan Sulawesi Utara. Bahkan, terkait dengan peristiwa historis tersebut, pada umumnya juga diadakan percakapan strategis, dimana posisi Lantamal 2 Manado sebagai pintu masuk untuk ALKI (Alur Laut Kebebasan Internasional) memang layak untuk disebutkan sebagai bagian penting. 

Namun demikian, kerangka kerjasama untuk pembelian 8 fregate dari Jepang tetaplah menjadi bagian penting dalam segi lain, karena dengan skema itu akan diperoleh pula dana yang cukup banyak bagi pembiayaan pertahanan di Negeri Sakura yang sekarang sedang mengalami tekanan defisit anggaran negara, apalagi harus perlu bersiap-siap apabila dapat terjadi pecah perang antara AS dengan RRT yang selama ini memang sudah selalu pasang armada di LCS.
Lihat juga ulasan berita di link 
https://youtu.be/Re9loQ-X8O8

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun