Mohon tunggu...
Septian Ade Cahya Dewata
Septian Ade Cahya Dewata Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hilangnya Batas Nyata dalam Dunia Maya

18 Januari 2018   21:21 Diperbarui: 18 Januari 2018   21:36 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini media sosial sudah menjadi platform bagi kita sebagai manusia untuk mendapat pengakuan diri di hadapan khalayak ramai. Pada dasarnya manusia dicpitakan sebagai makhluk sosial yang senantiasa menjalin hubungan atau interaksi dengan manusia lainnya. Namun diera yang serba digital ini dengan adanya jaringan internet yang mempermudah manusia dalam bertukar informasi, seringkali manusia dalam lingkungan sosialnya kehilangan ruang privasi bagi dirinya sendiri. Terkadang apa yang seharusnya menjadi konsumsi bagi dirinya sendiri, kini dengan mudah berubah menjadi konsumsi publik. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa batas antara privasi dan public pada cyberspace seakan telah sirna dan tidak jelas lagi. Bahkan terkadang kondisi seperti itu seringkali menimbulkan permasalahan bagi para penggunanya.

Mungkin masih hangat dalam ingatan, beberapa fenomena yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini. Mulai dari upload foto-foto pribadi artis yang menurut versi pemilik foto tersebut adalah koleksi pribadi dan bukan untuk konsumsi umum, namun terlanjur beredar luas di dunia maya hingga klaim bahwa foto-foto tersebut sudah direkayasa. Bahkan kehidupan pribadi seorang public figure pun kini seakan telah menjadi bahan perbincangan di ranah publik, sehingga terkadang didapati beberapa komentar yang terkesan buruk, sehingga menimbulkan distraction (gangguan) dalam pola komunikasi yang terjalin antara public figure tersebut dengan para pengikutnya di media sosial. 

Begitu pula dengan kasus foto-foto pribadi seseorang yang disalahgunakan untuk beberapa kejahatan online atau untuk membuat akun-akun palsu. Contoh-contoh di atas memberi pelajaran berharga, betapa privasi itu penting, mahal, bahkan harus dijaga baik-baik, ditutup rapat-rapat dan tidak boleh semua orang mengetahuinya. Menjaga privasi tidak hanya dalam kehidupan atau aktivitas interaksi personal langsung secara tatap muka, namun ada baiknya dalam setiap aktivitas apapun, terutama dengan perkembangan Information Communication Technology (ICT) yang cukup pesat seperti sekarang ini. Apalagi ketika internet mulai hadir, pada akhirnya setiap orang dituntut mengubah pola perilaku keseharian dalam mengelola privasi. 

Privasi merupakan konsep abstrak yang mengandung banyak makna. Privasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi individu maupun lembaga atau instansi untuk berhadapan dan berinteraksi dengan individu atau lembaga lain. Maka diera yang serba digital ini kita sebagai manusisa yang memiliki orientasi terhadap kemajuan dan perkembangan harus memiliki kecerdasan intelektual dalam mengolah informasi, perilaku dan pola pikir di dalam cyberspace karena walau bagaimanapun juga kita tidak dapat menghindari beraktivitas dalam cyberspace sebagai manusia modern yang melek teknologi. 

Namun itu semua harus diimbangi dengan pengetahuan yang lengkap dari diri kita sebagai manusia terhadap cyberspace itu sendiri. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Ingatlah bahwa 'jarimu adalah harimaumu'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun