Mohon tunggu...
Cahya Ningrum
Cahya Ningrum Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi

31 Desember 2018   23:59 Diperbarui: 1 Januari 2019   00:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pada saat penerimaan materi pertama, kami menerima materi yang berjudul "Tanggung Jawab Kaum Intelektual" yang dibawakan oleh Presiden BEM KEMAFAR UH periode 2016-2017 yaitu Bobby Sugara. Pertama-tama, apa itu intelektual? Intelektual ialah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan dan menggagas. Kapan orang dikatakan memiliki intelektual? Seseorang dapat dikatakan berintelektual ketika pada saat melkukan sesuatu, dia menggunakan akal dan pikirannya. Namun, jikapun ada seseorang yang tidak berpendidikan namun pada saat melakukan sesuatu, dia menggunakan akal dan pikirannya maka itu juga bisa disebut berintelektual.

Keberadaan intelektual di suatu masyarakat bangsa memang sangat menentukan. Seorang intelektual memiliki posisi yang sangat strategis dalam mengendalikan arah perubahan zaman. Intelektual yang kritis dan berani akan mengantarkan peradaban bangsa menuju peradaban yang tinggi. Sebaliknya, intelektual pasif dan ciut nyali berptensi besar menyebabkan kemunduran suatu peradaban. Barang kali bisa dikatakan bahwa maju dan mundurnya peradaban sangat tergantung pada kaum intelektual.

Hal inipun juga dikaitkan dengan seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa, apabila hendak melakukan sesuatu, harus menggunakan akal dan pikirannya, itulah sebabnya mengapa mahasiswa disebut sebagai kaum intelektual. Dalam piramida pendidikan, ditunjukkan bahwa mahasiswa berada ditengah antara pemerintah dan masyarakat. Dimana pemerintah adalah orang yang memberi kebijakan dan masyarakat adalah orang yang menerima kebijakan. Mahasiswa juga bagian dari masyarakat, namun tidak semua masyarakat memiliki intelektual seperti seorang mahasiswa. Itulah sebabnya mengapa mahasiswa disebut sebagai penyambung lidah antara masyarakat dan pemerintah.

Istilah "intelektual" tidak saja relevan untuk diperbincangkan, tetapi banyaknya kesalah-artian atas istilah itu sendiri, menjadikannya patut untuk kita persoalkan secara lebih mendalam lagi.

Di kalangan mahasiswa yang hari ini bergelut dalam dunia kampus, istilah "intelektual" banyak dipandang sebagai symbol yang sudah pasti melekat pada diri seorang mahasiswa. Intelektual banyak dipakai sebagai kata benda yang sifatnya "lahiriah". Karena itu, menjadi mahasiswa berarti juga menjadi seorang intelektual. Benarkah mahasiswa identik dengan kata "intelektual"? Apa ciri-ciri mahasiswa sehingga ia bisa disebut sebagai seorang intelektual?

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa sepantasnya harus menolong masyarakat da diri kita sendiri bila dijatuhi sebuah kebijakan yang tidak bisa kita terima. Posisi mahasiswa sebagai kaum intelektual yaitu harus sadar bahwa ketika ada kesalahan pada masyarakat, maka kita harus membenarkannya. Berdasarkan 3 Darma, disebutkan tiga kewajiban mahasiswa yaitu pengabdian, penelitian dan pendidikan. Contoh dari pengabdian seorang mahasiswa yaitu KKN dan contoh dari penelitian yaitu skripsi.

Dalam pengabdian masyarakat salah satu peran masyarakat yaitu mereka lebih tau dan mempunyai pemikiran bisa menolong baik itu masyarakat maupun dirinya sendiri ketika dihadapkan dalam masalah kebijakan yang tidak sesuai dan dianggap tidak perlu diberlakukan. Salah satu kasus yang menjadi fokus kita yaitu PCC, Vaksin palsu dan Tetrasiklin (super tetra) terkadang dimanfaatkan oleh oknum - oknum tidak bertanggung jawab dan mengambil kesempatan dalam kesempitan sehingga banyak masyarakat yang harus menanggung konsekuensinya. Jadi, sebagai agen kesehatan seorang Farmasis yang berprofesi apoteker yang artinya profesional dalam bidangnya sudah sepatutnya mengabdi kepada masyarakat dengan cara berbagi ilmu tanpa harus berupa material.

Pesan dari kak Bobby yaitu "Tak ada salahnya bila kita berbagi ilmu kepada masyarakat, walaupun kita juga butuh menghidupi keluarga" dan "Jangan sekali-kali kita utamakan uang dibanding nyawa seseorang".

Materi selanjutnya di sampaikan oleh Budiman Yasir, S.Si.,Apt. Selaku Presiden BEM KEMAFAR UH Periode 2015-2016 dengan judul materi "Wajah Organisasi Kemafar".

Pertama-tama, kakak memberi kami 3 pertanyaan, pertanyaan tersebut yaitu "Untuk apa teman-teman kuliah?", "Teman-teman akan gunakan waktunya selama kuliah untuk apa saja?", dan "Setelah kuliah kalian akan lakukan apa?". Dan saya akan menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban dari diri saya sendiri. Pertama, yaitu "Untuk apa teman-teman kuliah?" saya kuliah untuk mencapai cita-cita saya dengan mudah, mencaro pengalaman dan belajar mandiri. Kedua, "Teman-teman akan gunakan waktunya selama kuliah untuk apa saja?"msaya akan mencari pengalaman bukan hanya dalam akademik namun juga organisasi. Dan yang terakhir "Setelah kuliah kalian akan lakukan apa?" saya akan mencari kerja sesuai dengan jurusan saya dengan skill yang telah di dapat pada saat organsasi selama kuliah. Ini dibahas karena banyak stigma yang memilih organisasi dari pada akademik dan ada juga yang memilih akademik dari pada organisasi, dan tanpa mereka tau bahwa keduanya ini sangat dibutuhkan dan saling bergantung satu sama lain.

Pertama-tama, kami akan membahas Kemafar. Apa itu Kemafar? Kemafar adalah keluarga mahasiswa fakultas farmasi. Kemafar ada didalam lingkup fakultas farmasi dan dinaungi oleh Universitas Hasanuddin. Apakah kemafar membuat atau tidak mebuat kita sukses dimasa depan? Menurut saya, itu sesuai pilhan mereka, apakah ingin ikut organisasi untuk mengembangkan softskill atau hanya mencari aman. Kemafar berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1963 di Makassar. Kemafar adalah organisasi mahasiswa intra-universitas yang berkedudukan di fakultas farmasi universitas hasanuddin. Tujuan dari kemafar adalah untuk membentuk mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertakwa, berwawasan, mandiri dan berjiwa sosial.Kemafar memiliki 3 badan, yaitu kongres, KPU dan kongres luar biasa. Dan didalam kemafar juga ada BEM, MAPERWA, anggota biasa dan anggota luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun