Mohon tunggu...
Aji Prawinto
Aji Prawinto Mohon Tunggu... -

wong sudra pekathik, ora tau mangan sekolahan, isaku mung iki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bermain-main dengan Suluk "Sigra Kang Bala Tumingal"

3 Juni 2016   23:02 Diperbarui: 4 Juni 2016   12:32 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sigra kang bala tumingal, hacampuh samya madali

Lir thathit wileding gada, dangnyang gung manguncang niti

Benjang sangaji mijil, lathinya medali wuwus

Trustha sura wilaga, kaya buta singa wregil

Pasthi jangga, dhendhannya mangambak baya

Pengantar

Dalam pakem wayang purwa, ada fragmen adegan budhalan wadya yang artinya keberangkatan pasukan. Setiap adegan selalu diawali dengan “tembang pengantar” yang dinamakan suluk. Pada dasarnya, setiap suluk selalu menjelaskan “makna” atau “suasana” dari adegan tersebut dalam bahasa tembang (lagu) yang puitis dan indah. Suluk yang dinyanyikan sebagai pengantar budhalan wadya biasanya Sigra Kang Bala Tumingal yang lirik lengkapnya saya tuliskan di atas.

Suluk ini diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga, salah satu dari wali sanga yang menggunakan wayang sebagai media penyebaran agama Islam di Jawa. Untuk memahami maknanya, diperlukan interpretasi canggih tingkat dewa oleh para pakar yang mumpuni. Tulisan ini tidak akan membahas tentang maknanya, tetapi tentang “keajaibannya” sebagai bahan permainan teka-teki yang menarik dan edukatif dalam mempelajari aksara (huruf) jawa.

Karena ini tentang aksara jawa, tentu saja akan lebih pas jika suluk ini ditulis dalam aksara jawa. Bagi yang kurang memahami aksara jawa, bisa membaca tulisan Phillipus Dellian Agus Raharjo di sini http://www.kompasiana.com/philipusdellian/belajar-aksara-jawa-1_55103981a33311c739ba7f7d dan seri-seri lanjutannya. Huruf jawa terdiri dari 20 (dua puluh) aksara carakan seperti di bawah ini.

ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga

Karena alasan teknis, saya akan menuliskan kembali suluk ini dengan cetak tebal (bold) menambahkan tanda garis bawah (underline) untuk setiap huruf yang mewakili aksara carakan dengan mengabaikan terjadinya pengulangan huruf. Selain itu, setiap baris saya beri nomor.

  1. Sigra kang bala tumingal, hacampuh samya madali
  2. Lir thathit wileding gada, dhangnyang gung manguncang niti
  3. Benjang sangaji mijil, lathinya medali wuwus
  4. Trustha sura wilaga, kaya buta singa wregil
  5. Pasthi jangga, dhendhannya mangambak baya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun