Gotong royong, sebagaimana diungkapkan oleh Proklamator Indonesia Ir. Soekarno, adalah jiwa bangsa Indonesia. Konsep asli Indonesia ini ditandai dengan praktik saling asah-asuh dan tolong menolong antar sesama.
Dan harus diakui, jiwa "korsa" yang dilandasi oleh perasaan kemanusiaan ini telah mengisi setiap relung kehidupan kita dari dulu hingga sekarang. Apalagi dalam situasi penuh bencana seperti ini.
Jiwa gotong royong kita seakan keluar dengan sendirinya. Terlihat dari upaya saling bantu dan merasakan kedukaan bersama.
Saat ini, kita memang tengah menghadapu ujian kolektif sebagai bangsa. Karena hanya dalam dua pekan di tahun 2021 ini saja, setidaknya sudah ada beragam bencana menghampiri tanah air.
Mulai dari pandemi Covid-19 yang belum reda, ditambah dengan bencana alam, seperti tanah longsor di Sumedang, banjir di Kalimantan Selatan, dan gempa bumi di Sulawesi Barat. Kesemuanya itu menelan banyak korban, baik jiwa dan harta.
Seiring dengan itu, muncul beragam inisiatif dari berbagai kalangan untuk membantu saudaranya. Kegiatan penggalangan dana, sumbangan barang dan jasa, hingga aksi langsung dalam bentuk relawan, jamak kita temui dimana-mana.
Dan, salah satu entitas bisnis yang paling aktif dalam kegiatan kemanusiaan itu adalah Pertamina. Perusahaan BUMN Migas ini banyak menggelar aksi sosial guna membantu korban bencana alam.
Seperti misalnya, Pertamina membantu korban banjir di Kalimantan Selatan dengan mengirimkan ratusan paket sembako, pakaian, vitamin, dan elpiji.
Bantuan tersebut diutamakan di sekitar wilayah kerja, yaitu wilayah Fuel Terminal Banjarmasin, DPPU Syamsudin Noor di Banjarbaru.
Executive General Manager Regional Pertamina Kalimantan Freddy Anwar menjelaskan, bantuan ini sebagai wujud rasa kepedulian kepada sesama, terutama korban terdampak banjir.