Perkembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia semakin menggembirakan. Salah satu indikatornya adalah mulai banyaknya penggunaan pembangkit listrik tenaga surya di masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki sumber EBT yang melimpah, di mana energi surya menjadi yang terbesar. Hal ini dikarenakan negara kita terletak di garis khatulistiwa, sehingga sepanjang tahun selalu menikmati terik matahari.
Tak hanya itu, ketersediaan energi surya ini juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Maka sangat disayangkan bila potensi ini dibiarkan begitu saja.
Menyadari itu, Pertamina sebagai perusahaan BUMN di bidang energi pun mulai turut serta dalam mengembangkannya. Apalagi pemasangan instalasi listrik ramah lingkungan ini tidak membutuhkan waktu yang lama.
Baru-baru ini, Pertamina meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) di Pulau Jawa. Totalnya mencapai 63 titik di SPBU COCO Pertamina.
Adapun sebarannya meliputi 37 titik SPBU di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, kemudian sebanyak 11 titik SPBU di Jawa Tengah, dan 15 titik di Jawa Timur.
Dalam pembangunan tersebut, terdapat total 1.100 solar panel system (photovoltaics) yang ditempatkan di setiap atap SPBU tersebut sehingga dapat menghasilkan kapasitas listrik sebesar 385 kWp.
Menariknya, listrik yang dihasilkan dari PLTS tersebut akan digunakan Pertamina dalam sistem kelistrikan operasional perusahaan. Artinya, Pertamina akan mengurangi pasokan listrik dari sumber energi fosil.
Bahkan, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan berupaya agar konsumsi listrik untuk operasi internal perusahaan dapat menggunakan sumber energi terbarukan semuanya.
Untuk itu, Pertamina akan membangun PLTS di seluruh fasilitas produksi dan distribusi. Inilah bagian dari komitmen Pertamina untuk terus mendorong transisi energi di Indonesia.
