Mohon tunggu...
Putra Sang Fajar
Putra Sang Fajar Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Pengetahuan

Menyukai aktivitas belajar dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengapa Program Langit Biru Perlu Didukung?

8 November 2020   11:26 Diperbarui: 8 November 2020   11:37 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi langit biru (Foto: ist/metrosemarang.com)

Tingkat polusi udara di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Tanpa adanya upaya untuk mencegah laju polusi ini, maka akan berdampak serius pada kualitas kesehatan masyarakat kita.

Berdasarkan pantauan Air Quality Index, Indonesia menempati peringkat 6 (enam) sebagai negara paling berpolusi di dunia pada 2019 lalu. Polutan di negara ini rata-rata mencapai angka 51,71 g/m.

Angka polutan tersebut meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang "hanya" 42,01 g/m. Sedangkan standar aman dari WHO sebagai batas wajar polutan adalah 25 g/m.

Dalam dua tahun berturut-turut kualitas udara Indonesia termasuk dalam kategori "tidak sehat bagi kelompok sensitif". Menariknya, peringkat Indonesia itu berada "di atas" negara-negara maju, seperti Singapura, Jepang, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.

Disadari atau tidak, kotornya udara tersebut akan membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat kita. Catatan WHO mengungkapkan, setidaknya ada 7 juta orang yang meninggal karena polusi udara tiap tahunnya.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Max Planck Institute for Chemistry Jerman menyatakan bahwa pencemaran udara bertanggung jawab atas 9 juta kelahiran prematur setiap tahunnya.

Dampak buruk dari polusi udara itu bahkan telah melebihi resiko perokok. Studi yang dipublikasikan pada European Heart Journal menunjukan tiap tahun terdapat 8,8 juta orang meninggal karena udara kotor.

Bahaya massal dari polusi udara itu hadir karena partikel-partikel jelaga dan nitrogen oksida yang dipompa keluar oleh knalpot mobil, pabrik dan pembangkit listrik dapat membentuk campuran yang merusak organ tubuh.

Terutama, polusi dari mesin kendaraan dapat membuat udara mengandung logam berat dan bahan kimia bahan bakar lainnya yang bersarang di paru-paru dan memasuki aliran darah.

Polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh kita, menembus jauh masuk ke saluran pernapasan dan peredaran darah, hingga akhirnya merusak paru-paru, jantung, dan otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun