Mohon tunggu...
Cahayariana Tassa
Cahayariana Tassa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Berbagi Cerita Tentang Film "Aladdin" (2019)

4 Oktober 2022   16:35 Diperbarui: 4 Oktober 2022   16:38 2582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sekitar dua minggu lalu, saya bertukar cerita dengan teman yang biasa saya panggil Novi. Kami bertukar cerita tentang film kesukaan kami berdua. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan kembali pengalaman serta review teman saya menonton film kesukaannya, yaitu Aladdin yang tayang pada 2019 lalu.

Pada awalnya, teman saya menonton film Aladdin bersama dengan kawan-kawan sekolah saat SMA. Menurut ia saat itu, filmnya sungguh menarik karena seringkali diiringi dengan nyanyian serta tarian yang membuat film tersebut penuh warna. Sejak hari itu, teman saya menjadikan Aladdin sebagai film favoritnya yang masih sering ia rewatch hingga sekarang.

Aladdin merupakan film live-action produksi Walt Disney yang diangkat dari animasi dengan judul yang sama. Menurut pengamatan teman saya, terdapat sedikit perbedaan dari animasi dan live-action dalam segi karakternya. Pada film live-action, karakter Aladdin dibuat menjadi seorang yang lebih polos dan tidak serakah dibandingkan dengan Aladdin pada film animasi.

Menurut cerita dari teman saya, film Aladdin menceritakan tentang seorang pemuda yang hidup sebatang kara dan Putri Jasmine dari kerajaan Agrabah. Pada awal film, diceritakan bahwa Aladdin terjebak dalam sebuah Gua ketika hendak mencari lampu ajaib yang diminta oleh Jafar, seorang wazir agung di Agrabah. Aladdin kemudian menggosok lampu tersebut yang mengeluarkan Genie, jin dari dalam lampu. Genie membantu Aladdin untuk keluar dari dalam Gua dan memberikan tiga kesempatan untuk mengabulkan permintaan dari siapapun yang menggosok lampu ajaib tersebut.

Salah satu permintaan dari Aladdin adalah untuk menjadi seorang pangeran. Genie mengabulkan permintaan tersebut dan menjadikan Aladdin menjadi Pangeran Ali dari Ababwa. Mereka mendatangi Jasmine, namun Jasmine tidak tertarik dengan Pangeran Ali. Suatu malam, Pangeran Ali mengajak Jasmine untuk berkeliling dengan karpet terbang yang didapatkan dari Gua ketika ia terjebak. Namun kemudian, jafar mengetahui identitas Pangeran Ali dan berusaha mengambil lampu ajaib miliknya. Setelah Jafar mendapatkan lampu ajaibnya, ia meminta untuk menjadi seorang sultan dan kemudian mengasingkan Aladdin ke sebuah Kutub. Jafar kemudian mengancam untuk dapat dinikahkan dengan Jasmine. Ketika hari pernikahannya, Aladdin datang untuk menyelamatkan jasmine. Jafar kemudian meminta kepada Genie untuk dijadikan sebagai makhluk terkuat di bumi, dan Jafar akhirnya dijadikan sebagai Jin yang terperangkap di dalam lampu ajaib. Pada akhirnya, Jasmine mengetahui  bahwa Pangeran Ali adalah Aladdin dan menikahinya.

Ketika sedang bercerita, teman saya mengatakan bahwa film ini memiliki keunikan dalam pembawaan ceritanya, lagu-lagu yang dinyanyikan ketika film berlangsung dibuat seperti dialog antar karakter. Salah satu lagu yang cukup populer dari film ini berjudul "A Whole New World" yang dibawakan ketika Aladdin dan Jasmine berkeliling menggunakan karpet terbang.  

Ia juga menjelaskan bahwa film ini mempunyai kelebihan yaitu latarnya yang menarik dan sesuai dengan kisah yang dibawakan, yaitu berlatar timur tengah. Selain itu, adanya berbagai lagu di sepanjang film, menjadikan film musikal ini tidak membosankan dan dapat ditonton oleh segala umur. Novi, teman saya, tidak menemukan kekurangan dari film favoritnya ini. Menurutnya, film ini telah dikemas dengan apik dalam berbagai aspek. Pesan moral pun dapat diambil dengan mudah dari film yang ia ceritakan kali ini, yaitu jangan mudah percaya dengan orang lain dan tidak boleh serakah serta harus saling berbagi jika memiliki nikmat yang berlebih.

Begitulah film yang teman saya bahas pada obrolan kami beberapa waktu lalu. Setelah mendapatkan sedikit review darinya, saya juga menonton film tersebut. Benar saja, menurut saya pribadi, film ini perlu untuk diapresiasi karena konsisten dalam cerita dan alur yang tidak terburu-buru membuat saya enjoy saat menontonnya, tak heran jika ia menjadikan film ini sebagai film kesukaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun