Mohon tunggu...
Caesarea Zahra Harmoni
Caesarea Zahra Harmoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

--

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kilas Balik China-India Ribut, hingga Gagal Redam Konflik

26 Oktober 2022   15:56 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 China dan India memiliki konflik terbuka di perbatasan Himalaya. Dua kekuatan besar ini, saling menyalahkan dan terlibat konfrontasi selama beberapa tahun terakhir. Konflik ini terjadi karena China dan India saling mengklaim wilayah perbatasan di sepanjang Himalaya. Perselisihan kedua negara tersebut telah terjadi selama beberapa dekade hingga saat ini. 

Pada awal Mei lalu, situasi semakin memanas. Tanggal 15 Juni, Militer India dan China terlibat konflik. Mereka saling melemparkan batu di Lembah Galwan, Danau Pangong Tso. Media China mengklaim tantara India melewati perbatasan dan berusaha membangun fasilitas pertahanan. Sebaliknya, Pemerintah India mengklaim tentaranya tidak melewati perbatasan dan tetap di posisinya. 

Kini, keduanya tengah memperkuat aktivitas militer di perbatasan. Sengketa wilayah ini telah berlangsung lebih dari tujuh dekade. Perselisihan panjang perbatasan ini diwariskan oleh Kolonial Inggris. Hal ini menjadikan linimasa konflik antara India dan China dimulai. 

Saat itu, Inggris menjadi tuan rumah konferensi 1914, antara pemerintah Tibet dan China untuk mengatur perbatasan. Beijing tidak pernah mengakui perbatasan 1914 yang dikenal sebagai "Garis Mc Mahon". Konferensi 1914 mengklaim bahwa 90 KM2 wilayah ini hampir mencakup seluruh negara bagian Arunachal Pradesh, India. 

 Selanjutnya di tahun 1947 hingga 1962 China membangun jalanan 1.200KM yang turut menghubungkan Xinjiang dan Tibet Barat sepanjang 179KM di selatan garis johnson. Jalan penghubung melalui wilayah Aksai Chin yang diklaim oleh India. 

Pada tahun 1959, Perdana Menteri Nehru ke Beijing. Sengketa perbatasan berkobar selama kunjungan Perdana Menteri petama India Jawaharlal Nehru ke Beijing pada tahun 1959. Nehru mempertanyakan batas-batas yang ditunjukkan peta resmi Tiongkok, kemudian Perdana Menteri Zhou Enlai menegaskan bahwa china tidak menerima garis perbatasan kolonial. 

Pada tahun 1960, perundingan berlangsung antara Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Zhou Enlai, dalam rangka menyelesaikan sengketa perbatasan.. 

China dan India tidak setuju dengan ditetapkannya daerah aliran sungai utama sebagai batas territorial. Tentara China dikerahkan ke perbatasan yang dipersengkatakan dengan India pada tahun 1962 dalam konflik mengenai demarkasi perbatasan. Akhirnya meletuslah konflik yang berujung perang Sino-India pada tahun 1962. Peristiwa ini memicu perang empat minggu yang menewaskan ribuan jiwa di pihak India sebelum pasukan China mundur.

Kemudian, China bersikukuh mempertahankan Aksai Chin, wilayah strategis yang menghubungkan Tibet dengan Cina Barat. Akan tetapi, India mengklaim bahwa seluruh wilayah Aksai Chin sebagai miliknya, serta lembah Shaksgam yang dikendalikan China di dekat Kashmir Utara.

Pada tahun 1975, tantara India dan China Kembali terlibat kontak senjata di Tulung La, Distrik Tawang di negara bagian Timur Laut Arunachal Pradesh. Pada kejadian ini, empat tantara India dilaporkan tewas karena disergap dan dibunuh di sepanjang garis pemisah di Arunachal Pradesh. Pertemuan Tulung La menjadi baku tembak terakhir yang secara resmi dilaporkan. New Delhi menyalahkan Beijing karena dituding menyebrang ke wilayah India, klaim yang kemudia dibantah oleh China. Dalam kuun waktu 1993 -- 2013 lima perjanjian dihasilkan untuk mengatasi sengketa perbatasan. 

Pada tahun 2005, protocol tentang modalitas untuk implementasi Tindakan membangun percaya diri di bidang militer sepanjang garis control actual di wilayah perbatasan China -- India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun