Mohon tunggu...
Hanafah Rivana
Hanafah Rivana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Farmasi,Universitas Muhammadiyah Malang.

Mahasiswa S1 Farmasi,Universitas Muhammadiyah Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muslimah di Era Milenial

23 Januari 2021   14:25 Diperbarui: 23 Januari 2021   14:34 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku (bukukita.com)

Semangat juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan produktivitas. Kita semua pasti tahu kemampuan yang ada didalam diri. Kita juga dapat memprediksi mana yang lebih penting dikerjakan terlebih dahulu dan tata niat dalam hati. Orang yang niatnya mulia, semangatnya dalam berjuang pun akan tinggi. Niat tertinggi bagi orang beriman adalah mengupayakan semua aktivitasnya untuk menggapai ridha Allah ta'ala.

Orang yang menghargai waktu bukanlah mereka yang mengisi waktunya dengan jadwal padat, melainkan mereka yang mengetahui pekerjaan yang dikerjakan terlebih dahulu. Ketika kita ingin memproduktifkan hidup, harusnya yang kita produktifkan adalah detik demi detik waktu yang dilalui. Bahkan Rasulullah bersabda, "Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya (yaitu) kesehatan dan waktu luang". Daripada mengisi waktu lenggang dengan kegiatan yang tidak penting, lebih baik membaca buku yang mangandung ilmu atau menginspirasi. Jangan sampai kita membuat Allah SWT murka dengan kekufuran kita terhadap nikmat waktu yang diberikan.

Untuk menjadi muslimah yang produktif, kita harus menerapkan pola hidup yang minimalis. Apalagi kita memiliki kepercayaan bahwa semua benda yang kita miliki kelak akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah. Banyak masyarakat dengan hidup minimalis merasa hidupnya lebih bahagia. Inti dari hidup minimalis ini adalah mengendalikan diri dari perilaku konsumtif dan berusaha menekan keinginan.

Menjadi muslimah mengharuskan kita memiliki kontribusi yang besar apa pun rutinitas yang kita tekuni. Sebagai muslimah yang cerdas, cerdik, dan tidak berhenti dalam menimba ilmu,jalani pendidikan setinggi mungkin. Jangan sampai karena menjadi ibu rumah tangga, lantas tidak punya waktu untuk menuntut ilmu.Begitu pentingnya peran kemuslimahan yang dibutuhkan oleh keluarga.Masa depan selalu milik kita ,bukan milik orang lain .

Kemampuan dalam kesadaran bahwa kehidupan dunia hanyalah media untuk mencari bekal di akhirat kelak. Ada hadist yang mengingatkan kita bahwa "Orang yang cerdas itu adalah mereka yang ingat mati dan mempersiapkan bekalnya" (HR.Bukhari). Kematian adalah kejadian yang pasti dialami oleh makhluk Allah yang hidup. Bagi orang yang senantiasa mengisi detik waktu dengan ibadah dan kebaikan, maka kematian menjadi kejadian yang paling dirindukan. Kematian seolah menjadi titik kewajiban di dunia telah usai, tinggal menunggu balasan indah dari Allah SWT.

Pendidikan bagi kaum muslimah sangat penting. Kaum wanita merupakan guru pertama bagi anak-anaknya, maka jangan meragukan pendidikan bagi kaum muslimah. Jangan sampai kita mengabaikan pendidikan hanya karena asumsi masyarakat yang menganggap perempuan kelak tugasnya menjadi ibu rumah tangga.

Ketika nanti kita menjadi wanita karier atau ibu rumah tangga, kita tidak boleh meremehkan pendidikan. Hendaklah kita mempunyai harapan yang tinggi untuk masa depan. Jika perlu persembahkan hidup kita untuk keluarga dan cobalah memberikan pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia.

Sudah kodratnya wanita mengalami haid setiap bulan, sehingga tidak bisa maksimal dalam hal beribadah. Rasulullah mengingatkan kepada kaum wanita agar tidak terlampau jauh kadar ibadahnya dibanding lelaki dengan cara memperbanyak sedekah dan istigfar. Sedekah termasuk amalan mulia yang balasannya berkali lipat dibanding amalan lain. Istigfar berfungsi untuk mengikis dosa-dosa hingga menipis.

Kebaikan dari sedekah dan pengikisan dosa dari istigfar menghasilkan timbunan pahala yang akan memperberat timbangan amal di padang masyar. Bisa juga isi waktu haid dengan cara mempelajari ibadah apa saja yang masih mungkin dikerjakan saat haid.

"Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu beruntung" (HR.Bukhari).

Dari hadis tersebut, kita sebagai kaum wanita hendaknya membenahi diri dari empat segi, yaitu harta, keturunan, kecantikan, dan agama. Kecerdasan finansial kaum perempuan tidak jauh berbeda dari kaum pria. Banyak pengusaha sukses dari kalangan muslimah yang bahkan bisnisnya mampu memperkerjakan banyak kaum pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun