Mohon tunggu...
LychAnna
LychAnna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

Pecinta seni, kucing, leci, kopi hitam, dan menikmati waktu sendirian. Mencintai diri sendiri adalah proses panjang yang melelahkan juga menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siap Mengucapkan Selamat Tinggal untuk Jakarta, Kota yang Penuh Kenangan

24 Juni 2021   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2021   16:37 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta (sumber: thenomadvisor.com)

Saya itu orangnya senang bercerita. Hal yang menurut saya menarik pasti saya ceritakan dengan ibu saya, teman, atau kerabat jika bertemu. Karena itu, kali ini pun saya akan bercerita. Cerita tentang kota Jakarta, tempat saya dilahirkan dan dibesarkan.

Dulu saya itu tidak suka sama Jakarta karena setiap saya pergi keluar untuk  beli makan atau sekedar cari angin, pasti polusi udara dimana-mana. Banyak sekali truk-truk besar yang setiap melintas membawa debu, kendaraan roda dua roda empat juga sama saja, ada dimana-mana yang membuat saya sesak dan batuk karena asap knalpotnya. 

Terlebih di daerah saya tinggal tidak banyak pohon sehingga saat siang hari, panas cukup terik. Beberapa pohon yang ada di jalanan pun terlihat layu dan kering karena saking seringnya terpapar polusi dari kendaraan. Belum lagi macet yang selalu terjadi ketika saya ingin berangkat dan pulang sekolah. Pokoknya ingin cepat-cepat pergi saja deh dari Jakarta.

Halte Transjakarta: Walikota Jakarta Utara (dokpri)
Halte Transjakarta: Walikota Jakarta Utara (dokpri)

Suatu hari ketika keluarga kami sedang jalan-jalan dan melewati daerah Monas sekitarnya, saya menemui fakta menarik bahwa Jakarta yang saya lihat saat itu sangatlah berbeda dengan Jakarta yang saya tinggali. 

Memang masih saja tidak banyak pohon rindang, tapi pusat Kota Jakarta itu benar-benar rapih. Alur lalu lintas yang cukup tertata, tidak banyak truk-truk besar, gedung pencakar langit yang memberikan kesan aestetik, halte-halte busway yang saat ini mulai direnovasi menjadi lebih indah. Sampai di titik saya bertanya sendiri, "kenapa sangat berbeda padahal sama-sama Jakarta?"

Kakak tertua saya yang saat ini memegang proyek LRT di sekitaran monas mengatakan bahwa daerah ring satu memang selalu dipercantik karena setiap tamu negara yang datang ke Jakarta pasti akan datangnya ke pusat Kota Jakarta itu. Karenanya pemerintah memberikan perhatian ekstra untuk memerlihatkan Jakarta yang indah kepada setiap tamu negara yang datang. 

Yah, wajar saja, siapa juga yang ingin datang ke Jakarta Utara yang setiap hari macet dan jalanan dipenuhi truk besar pengangkut barang. Maklum juga, sih, karena Jakarta Utara adalah kawasan industri sehingga banyak truk besar yang mengangkut barang.

Daerah Jakarta Pusat sangat cantik, oleh karena itu saya sering menghabiskan waktu di busway transjakarta sendirian hanya untuk berkeliling. Kemana saja yang saya inginkan. 

Terkadang ke Monumen Nasional, ke Museum Nasional untuk sekedar melihat-lihat, ke Taman Izmail Marzuki di sore hari untuk sekedar menikmati angin sore, atau ke tempat yang paling sering saya kunjungi demi mencari ketenangan untuk mengerjakan tugas, yaitu Perpustakaan Nasional RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun