Mohon tunggu...
Buyung Okita
Buyung Okita Mohon Tunggu... Lainnya - Spesialis Nasi Goreng Babat

Mantan Pembalap Odong-odong

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjadi Wanita Seutuhnya

25 Agustus 2020   19:42 Diperbarui: 14 September 2020   12:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni Tembikar/istockphoto.com

Dia mungkin patah, tapi untuk sementara, 

tapi itu tak mengapa.

Dia sedang berjuang untuk dirinya,

karena dia tidak mendiamkan apa yang berserakan di sekitarnya.

Dia adalah serpihan pecahan yang indah dari vas yang pecah,

yang ia satukan kembali dengan kedua tangannya.

Dan dunia kritis menilai kondisi celah dan retakannya,

sementara melupakan keindahan tentang bagaimana dia membuatnya utuh kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun