Melipir Dipinggiran Sungai Musi, Transportasi Air Masih Jadi  Andalan Warga Palembang  ?
Ketika mengunjungi Kota Palembang belum lama ini, saya menyempatkan melipir dipinggiran  sungai  Musi.  Alur sungai yang lebar dan memanjang itu rupanya sampai dengan hari ini masih eksis dan sangat cocok digunakan warga untuk hilir mudik.
Meskipun berbagai infrastruktur moderen sudah dibangun di di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tetapi jalur transportasi air itu tetap menjadi pilihan warga  Kota Palembang dan sekitarnya.
Pusat transportasi air tersebut berada di dermaga Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Kota Palembang, tepatnya dibawah jembatan Ampera. Sekitar 80 unit speedboat berkapasitas penumpang 8-30 orang siap melayani  rute penumpang antarkota dalam provinsi.
Sedangkan rute pelayanan speedboat dari Kota Palembang menuju Desa Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Desa Sunsang Karang Agung serta jalur 8 Telang di Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan.
Salah satu daya tariknya perjalanan rute air adalah kemampuannya menghemat waktu, seperti perjalanan ke Kabupaten OKI hanya membutuhkan waktu tempuh 1,5-2 jam saja. Sementara bila jalur darat menghabiskan waktu sampai sekitar 5-6 jam.
Jhoni, yang mendampingi saya melipiri di sungai Musi tersebut, menceritakan bahwa sewaktu masih mengabdi Kabupaten Banyu Asin dulu. Dia lebih sering menggunakan angkutan air, ketimbang jasa angkutan darat, baik dari Kota Palembang maupun dari Banyu Asin, karena lebih cepat.
Namun demikian menurut Jhoni, terkadang banyak speedboat yang tidak beroperasi karena minimnya penumpang. Kondisi ini diakibatkan dari kebun belum panen atau harga kelapa sawit dan karet anjlok.
Kalau sudah begitu tidak ada jalan lain, masyarakat  memilih menggunakan jasa angkutan darat, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, miski waktu tempuh relatif lebih lama.