Mohon tunggu...
buyung irawan
buyung irawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aktivis Mahasiswa, Virus bagi Pemangku Kepentingan?

8 September 2016   00:31 Diperbarui: 9 September 2016   23:08 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aktivis mahasiswa | www.beritasatu.com

Aktivis adalah salah satu unsur dalam komunikasi politik yakni sebagai komunikator politik.  Sedangkan menurut Brian, unsur dalam komunikasi politik salah satu nya adalah kelompok penekan termasuk aktivis yang merupakan bagian dari kelompok penekan. Menurut KBBI, aktivis/ak·ti·vis/ n1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya; 2Pol seseorang yang menggerakkan (demonstrasi dan sebagainya).

Aktivis mahasiswa merupakan salah satu aktivis yang sangat berpengaruh dalam perjalanan pemerintahan negara Indonesia. Sejarah sudah mencatat bagaimana aktivis mahasiswa membuat rezim pemerintahan orde lama dan orde baru tumbang. Sejarah juga mencatat aktivis mahasiswa juga yang menggerakkan proklamasi di Indonesia agar segera dikumandangkan.

Sejarah paling diingat tentu saja bagaimana heroik nya aktivis mahasiswa yang berbeda ideologi bersatu untuk menumbangkan tirani rezim orde baru yang berkuasa lebih dari tiga dekade. Banyak yang mereka korbankan, dari korban harta, korban pendidikan hingga korban nyawa ulah sikap representatif dari Polisi dan Tentara untuk menutup pergerakan mahasiswa. Dan hasil nya bisa kita rasakan sekarang, reformasi lahir dengan susah payah.

Sejak rezim orde baru runtuh hingga saat reformasi, masih banyak para pemangku kepentingan yang takut dengan aktivis mahasiswa. Mereka mungkin menganggap kalau aktivis itu seperti virus bagi kelangsungan hidup mereka karena sering sekali aktivis mengkritisi setiap kebijakan yang dibuat oleh pemangku kepentingan.

Pemangku kepentingan sangat paham dengan sejarah pergerakan mahasiswa yang sangat terkenal di Indonesia

Mereka tentu sangat paham bagaimana heroiknya mahasiswa merobohkan rezim orde baru, karena mereka tahu tentang sejarah tersebut yang membuat mereka takut sejarah tersebut terulang kembali dan mereka tidak bisa berbuat sesuka hati mereka. Sehingga mereka belajar bagaimana caranya agar sejarah pergerakan mahasiswa tidak terulang kembali dan tidak mengusik hajat hidup mereka untuk terus menimbun pundi-pundi kekayaan dan melanggengkan kekuasaan.

Pemangku Kepentingan menganggap aktivis sebagai virus

Aktivis mahasiswa kini seolah-olah dianggap sebagai virus penggangu bagi kelangsungan kekuasaan bagi beberapa oknum pemangku kepentingan. Mereka mencoba membuat antivirus sehingga virus-virus tersebut tidak menyebar dan bisa dibasmi. Seperti itulah bagaimana mereka memperlakukan aktivis mahasiswa di era Reformasi. Mereka belajar dari pengalaman sebelumnya untuk tidak melawan aktivis mahasiswa secara frontal dan membabi buta tapi dengan cari terstrutur dan masif sampai ke seluruh lapisan mahasiswa yang apatis pun mereka coba cegah agar tidak menjadi seorang aktivis.

Mencegah dan membasmi sang “virus”

Nama nya juga virus, tentu harus dicegah dan di basmi bagaimana pun cara nya. Itulah yang sekarang banyak dilakukan oleh pemangku kepentingan agar virus tersebut tidak menjalar dan menghilang dari tubuh mereka. Lantas bagaimana cara nya mereka mencegah dan membasi “virus” tersebut, mari kita bahas sedikit cara mereka melakukannya yang tanpa kita sadari itu lah cara mereka untuk membungkam bahkan menghilangkan si  “virus” aktivis mahasiswa

  • Cara Persuasif
  1. Kuliah maksimal 5 tahun, membuat mahasiswa untuk fokus hanya kuliah saja dan tidak harus memikirkan bagaimana menjadi aktivis yang mengawal jalannya reformasi sekarang ini.
  2. Uang kuliah yang mahal, ketika uang kuliah mahal, banyak mahasiswa yang dituntu untuk tidak menyianyiakan kuliah nya karena biaya mahal yang sudah mereka keluarkan untuk kuliah agar tidak sia-sia begitu saja hanya untuk menjadi aktivis.
  3. Beasiswa yang menuntut kuliah cepat lulus dan langsung bekerja, mahasiswa seperti dilenakan dengan banyak nya beasiswa yang disiapkan untuk mereka, sehingga mereka tidak lagi berfikir untuk menjadi aktivis dan lebih fokus untuk kuliah cepat wisuda dan dapat kerja sehingga hidup mereka tejamin
  4. Kurikulum yang ketat, mahasiswa seperti dipaksa untuk selalu kuliah dan kuliah, setiap saat diberi tugas untuk mereka kerjakan sehingga mereka tidak sempat lagi untuk memikirkan kondisi bangsa ini dan terjun menjadi aktivis karena banyak nya tugas yang mereka dapat dan tuntutan untuk mendapat nilai yang tinggi lah yang membuat mereka terlena

            Masih banyak lagi cara persuasif yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk membungkam tajam nya aktivis mahasiswa

  • Cara Represif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun