Mohon tunggu...
Rio Rizky
Rio Rizky Mohon Tunggu... -

A man who born in Bandung thirty November 1994, and know want to give a benefit for fellows.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Semakin Praktis

4 Januari 2014   23:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asslamualaikum wr.wb

Tak sengaja saya membuka link berita dari akun majalah TIME. Yang berjudul "Spotify and Youtube kills music sales" Yang isi beritanya adalah, penurunan penjualan cd atau kaset di toko-toko musik. Yang tidak lain penyebabnya ialah, karena saat ini orang-orang lebih menyukai ke praktisan saat hendak mendengarkan musik. Dimana sekarang, situs-situs streaming seperti youtube, spotify, atau iTunes sudah menjadi pilihan orang-orang yang dimana disana menyajikan kemudahan dalam memutar musik tanpa harus membeli cd atau kaset di toko-toko musik. Bahkan situs download gratis pun sekarang sudah banyak dan menjamur.

Disini, sepertinya bukan hanya industri musik itu sendiri yang dirugikan, tapi mungkin band atau penyanyi-penyanyi yang menjual karyanya lewat kepingan-kepingan cd album mereka. (Mungkin ya, saya bukan orang musik, mohon dikoreksi kalau salah hehe) Jika dahulu mereka hanya menghadapi para pembajak cd/dvd/vcd yang tak bertanggung jawab, sekarang lawan mereka bertambah, yakni situs-situs streaming tadi.

Tapi yang membuat saya tertarik disini adalah, bagaimana manusia itu semakin modern, semakin jaman berubah, semakin suka kepada yang praktis-praktis. Ga mau ribet, bisa dilihat dari gadget-gadget yang bermunculan saat ini, handphone seiring  tahun berjalan bentuknya semakin kecil dengan program yang semakin komplit didalamnya. Praktis memang baik, tapi hati-hati tidak semuanya bisa praktis. Jangan sampai, naluri praktis dalam manusia modern ini, sampai memasuki hal-hal yang dimana membutuhkan usaha untuk meraihnya.

Contoh sederhana, kenapa pengemis begitu marak di Indonesia ? Dan banyak terbukti, mereka ternyata adalah jutawan di kampungya.  Dan tak jarang pengemis-pengemis tersebut berpura-pura lemah/ (maaf) cacat padahal mereka normal dan sehat. Dan juga pernah saya temukan pengemis-pengemis yang sebenarnya masih bisa untuk bekerja, namun karena tadi itu.. naluri praktis yang tak ditempatkan pada tempatnya. Yang menginginkan sesuatu cepat terkabul pada akhirnya melakukan dengan cara-cara yang kurang mulia menurut saya.

Bukan hanya pengemis, koruptor juga merupakan cerminan manusia-manusia modern yang naluri praktisnya besar. Inilah kenyataan sekarang, manusia-manusia semakin gila praktis. Sehingga kegilaan itu membabi buta tak tahu arah, dan yang mengerikan jika kegilaan itu sudah meliputi dan mengemudikan manusia itu sendiri seutuhnya. Karena nantinya manusia akan menghalalkan segala cara demi tercapai keinginannya, cara yang praktis (cepat) tentunya. Tak peduli orang lain dirugikan atau tidak, yang penting keinginannya tercapai. Ini yang kita harapkan jangan sampai terjadi, karena jika seperti itu terjadi, manusia akan menjadi 'serigala' bagi manusia lain. Sehingga sangat mungkin, 2 orang yang berteman pun menaruh curiga satu sama lain, sehingga tidak akan ada lagi ukhuwah/hubungan antar manusia yang harmonis di masa itu, naudzubillah.

Oleh karena itu, mari kita tempatkan, naluri praktis yang ada di dalam diri kita tepat dan proporsional pada tempatnya. Praktis dalam berpikir (positif), meringkas,mengambil simpulan, memecahkan perkara itu praktis yang baik. Jangan sampai praktis di 'lepaskan' sehingga dalam segala sesuatu kita ingin praktis. Karena dalam mencapai keinginan/tujuan bukan tentang praktis (cepat), ini dunia bukan surga.. perlu kesabaran, ke tawakalan,usaha supaya dapat jadi manusia mulia.

Wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun