Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok

Hidup akan benilai dengan amal, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Hafal Tanpa Paham

19 Februari 2020   15:12 Diperbarui: 19 Februari 2020   15:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian, mereka pun bersiap untuk kembali pulang setelah berpamitan dengansang tuan rumah. Di sepanjang perjalanan, Mak Itam terlihat seperti berfikir keras. Apa gerangan yang membuat orang-orang tidak kompak mengucapkan aamiin ketika berdo'a tadi.

Angku Imam yang sedari tadi memperhatikan Mak Itam pun akhirnya buka suara.

"Ada apa gerangan Mak Itam?" tanya Angku Imam

"Tidak ada apa-apa, Angku." Jawab Mak Itam datar.

"Pasti Karena do'a minta hujan yang dibaca Mak Sutan tadi kan, Mak Itam?" tiba-tiba Udin menyerobot pembicaraan Angku Imam dengan Mak Itam.

"Betul itu, Angku! Masa iya, kita sudah basah kuyup begini masih minta hujan lebat juga! Yang ada malah banjir atau bahkan galodo yang datang." Sahut Amir pula.

"Sabar-sabar dulu, mungkin Mak Sutan hanya hafal do'anya, tapi tidak paham maknanya. Makanya dia tetap baca do'a minta hujan juga walaupun hari sudah musim hujan. Nah, kalian yang masih muda ini, belajarlah betul-betul. Jangan asal dihafal saja, tapi juga pahami dengan baik apa yang dihafal itu." Jawab Angku Imam menjelaskan.

"Saya setuju itu, Angku!" Tutup Mak Itam

Untung saja, Mak Sutan tidak mendengar langsung perbincangan tersebut karena sudah terlebih dahulu pulang ke rumahnya yang terletak dua petak rumah dari rumah Mak Sulai. Setelah itu, Udin dan Amir pun berjalan beriringan menuju surau tua di ujung kampung untuk beristirahat. Sementara Angku Imam pun menuju rumahnya yang tidak jauh dari surau tersebut. Sedangkan Mak Itam harus berjalan sendirian menembus kegelapan malam agar bisa sampai di rumahnya di sudut lain dari kampung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun