Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok

Hidup akan benilai dengan amal, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Tak Sezaman (Dulu vs Sekarang)

25 Januari 2020   21:07 Diperbarui: 25 Januari 2020   21:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat menarik rasanya ketika membandingkan antara berbagai hal yang terjadi pada zaman dahulu dengan zaman sekarang. Dulu kita adalah seorang balita, sekarang sudah punya balita.

Dulu kita adalah seorang cucu, sekarang kita sudah punya seorang cucu. Walaupun disinari oleh matahari yang sama sejak dahulu kala, tetapi sekarang sinarnya terasa sangat panas. Bukan matahari yang berubah, tetapi karena perubahan pada alam itu sendiri yang sebagian besarnya disebabkan oleh ulang tangan manusia itu sendiri. Dulu mungkin di sini adalah hutan lebat, sekarang hutannya sudah ditebang dan ditanami dengan gedung-gedung bertingkat yang lebat pula.

Dahulu di sini adalah daerah lumbung beras karena banyak sawah yang ditanami padi, sekarang justeru masyarakat mulai kesulitan mendapatkan beras bahkan harus diimpor karena sawah yang subur tadi sudah ditamani perumahan dan pertokoan yang menjamur bak di musim hujan.

Agar tulisan ini tidak terlalu melebar kemana-mana, maka penulis akan mencoba membandingkan beberapa hal yang terjadi antara zaman dulu dengan zaman sekarang. Semoga kita bisa menjadikannya sebagai bahan renungan atau i'tibar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pertama, Listrik vs Lampu Corong. Lampu corong, atau ada juga yang menyebutnya dengan lampu togok merupakan alat penerangan sederhana pada zaman dahulu dengan menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Dalam sebuah rumah dahulunya, biasanya ada sebuah atau beberapa buah lampu corong sebagai penerangan di malam hari.

Sehingga semua anggota keluarga mesti berkumpul di titik yang sama agar tidak berada dalam kegelapan. Alhasil, komunikasi antar sesama anggota keluarga pun terjalin dengan sangat baik. Ada acara makan bersama, berbagi cerita dan keluh kesah bersama, menyusun rencana hari esok bersama-sama dan berbagai kebersamaan lainnya.

Sekarang dengan adanya lampu listrik, maka seluruh ruang yang ada di rumah sudah terang benderang, bahkan sampai ke ruangan pribadi masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga bisa saja duduk dan melaksanakan aktifitasnya sendiri di manapun di dalam rumah, bahkan di luar rumah. Alhasil, kehangatan dalam keluarga mulai berkurang. Setiap orang akan asyik dengan dunianya masing-masing.

Apalagi dengan kehadiran televisi. Dulu satu rumah Cuma punya satu TV, sehingga anggota keluarga masih bisa secara bersama-sama menonton acara yang sama. Para orang tua pun bisa dengan mudah mengontrol apa yang ditonton anak-anaknya.

Sekarang sudah ada beberapa TV dalam sebuah rumah, bahkan TV sudah ada di setiap kamar penghuninya. Apalagi dengan adanya jaringan internet yang jauh lebih canggih dari TV, maka para orang tua akan lebih kesulitan lagi mengontrol apa yang ditonton dan disaksikan oleh anak-anaknya.

Kedua, Guru vs Murid. Dahulu keberadaan guru sangat langka. Sehingga murid harus berjalan bahkan pindah ke daerah di mana sang guru tinggal agar bisa belajar kepada sang guru.

Sekarang nyaris terbalik keadaannya. Karena banyaknya murid dan terbatasnya guru, maka seorang guru harus rela meninggalkan keluarganya, pergi subuh pulang menjelang magrib bahkan harus pindah domisili agar bisa mengajar murid-muridnya. Dahulu guru sangat dibutuhkan, dihormati, dijadikan suri tauladan dan kata-katanya dipegang melebihi undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun