Mohon tunggu...
Indra Buwana
Indra Buwana Mohon Tunggu... Lainnya - ya gitu

siap menerima kritik, saran, dan kiriman gopay atau ovo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konferensi Tingkat Tinggi, Pentingkah?

21 September 2016   19:57 Diperbarui: 21 September 2016   20:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi di baris terbawah nomor dua dari kiri|Gambar:www.un.org

Di sepertiga awal September, Indonesia berada di panggung diplomasi antar bangsa tingkat internasional dan regional. Keterlibatan Indonesia dalam KTT G-20 (4-5 September) dan KTT ASEAN (6-8 September) memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki peran yang penting dalam tingkat internasional dan regional.

KTT G-20 2016 dituanrumahi oleh Tiongkok, berlokasi di Hangzhou. Di forum inilah Indonesia dapat memperjuangkan kepentingannya dalam membangun perekonomiannya. Presiden Jokowi juga bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Pembicaraan mengenai investasi, tenaga kerja, ekspor-impor barangtentu sudah jadi menu utama. Apalagi di tengah ASEAN-China Free Trade Agreement yang membuat barang-barang asal Negeri Tirai Bambu ini membanjiri pasar-pasar lokal.

Di sinilah peran Indonesia untuk memberikan keseimbangan agar Indonesia tidak melulu dijadikan pasar, mengingat defisit perdagangan Indonesia dan Tiongkok masihlah besar. Indonesia juga menggelar forum bisnis yang digunakan sebagai ajang “jualan” Indonesia ke investor-investor luar. Menyeimbangkan neraca dagang Indonesia utamanya dengan Tiongkok sifatnya krusial. Tiongkok yang mengekspansi pasarnya ke Indonesia melalui bandwagoning Asia Tenggara tentu saja perlu kita minta pertanggungjawabannya dengan meminta mereka untuk investasi ke Indonesia bukan? Jangan lupa Indonesia juga harus member “hadiah” ke Tiongkok dengan ekspor barang-barang Indonesia ke sana.

Untuk memuluskan rencananya, Jokowi membawa jajarannya dalam bidang ekonomi dan hubungan internasional antara lain Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala BKPM. Line-upmenteri ini memperlihatkan bahwa memang tujuan Indonesia ke KTT G-20 sedang jualan. Beberapa kesepakatan berhasil didapatkan dari seperti peningkatan perdagangan, ekspor buah Indonesia, investasi di bidang infrastruktur dan manufaktur, dan peningkatan promosi pariwisata Indonesia.

Dari Global ke Regional, KTT ASEAN Laos

Rombongan Presiden Jokowi langsung bertolak ke Laos untuk menghadiri KTT ASEAN. KTT ASEAN ini adalah KTT ASEAN yang pertama dilaksanakan sejak diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). KTT ASEAN ini juga dihadiri oleh negara-negara di luar ASEAN yang telah bermitra dengan ASEAN, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, dan Rusia. Hadirnya negara-negara di luar keanggotaan ASEAN itu bisa menjadi indikasi bahwa ASEAN adalah salah satu kawasan yang keberadaannya dianggap penting. 

Di sekolah dasar kita sudah diajari bahwa posisi Indonesia (termasuk Asia Tenggara secara keseluruhan) berada pada titik yang strategis. Belum lagi potensi demografis Asia Tenggara (utamanya Indonesia) yang berpotensi menjadi pasar yang besar, keanggotaannya yang sebagian negara berkembang yang masih bisa dieksplorasi lebih jauh untuk investasi dan kerjasama, serta isu-isu geopolitik.

Penguatan pondasi MEA menjadi isu krusial agar integrasi ekonomi berjalan mulus dan menciptakan lebih banyak keuntungan daripada kerugian. Hal ini diwujudkan dari komitmen Indonesia yang diperlihatkan dengan komitmen untuk mengawal Cetak Biru MEA. Kerjasama ekonomi dalam kerangka MEA harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di negara-negara anggota ASEAN, terutama bagi kalangan ekonomi kecil, UMKM, serta inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi yang membawa kemakmuran bersama.

Di KTT ASEAN inilah isu keamanan disentil dalam pertemuan tingkat tinggi tingkat regional ini. Isu Laut Tiongkok Selatan yang selama ini menjadi kontestasi hangat antara negara-negara pengklaim diangkat secara hati-hati dalam forum ini. Apa mau dikata, jika situasi di perairan ASEAN tidak aman, bagaimana bisa melanjutkan kooperasi dengan baik? Mengingat posisi strategis Asia Tenggara sebagai lalu lintas perdagangan dunia.

Dampak untuk Masyarakat

Dua KTT ini adalah pertemuan tingkat tinggi yang sepertinya susah untuk dicari korelasinya dengan masyarakat biasa. Namun sebenarnya pertemuan ini memiliki dampak yang cukup penting. Pertemuan seperti ini meletakkan pondasi dari berbagai kerjasama yang dapat saling menguntungkan.

Dalam hal Indonesia, Indonesia membuka akses perdagangan ke luar agar memudahkan ekspor produk-produk Indonesia. Ekspor buah Indonesia misalnya, pembukaan akses yang lebih lebar dapat berdampak pada Apel Malang atau Jeruk Pontianak dapat lebih mudah masuk ke pasar Tiongkok.

Indonesia juga gencar melakukan promosi investasi dan pariwisata. Masih ingat dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung? Itu adalah investasi Tiongkok di Indonesia. Pariwisata juga menjadi salah satu fokus karena semakin banyak wisatawan yang datang, baik lokal maupun internasional,  dapat makin menghidupkan perekonomian lokal yang ada di sekitar destinasi wisata.

Mengenai MEA dan perdagangan bebas, banyak yang pesimis dan khawatir mengenai persaingan yang semakin sengit dan memang hal ini terjadi. MEA adalah peluang dan sekaligus tantangan. Pemerintah Indonesia mengupayakan penyeimbangan agar tidak terjadi ketimpangan yang makin lebar. Namun di satu sisi, produk dan sumber daya manusia Indonesia bisa berorientasi keluar dengan memanfaatkan pasar-pasar ASEAN yang belum tereksploitasi dengan baik. Ingat, Indonesia adalah negara G-20 di keanggotaan ASEAN. Sudah waktunya masyarakat Indonesia bertindak sesuai dengan situasi tersebut. Memanfaatkan peluang yang ada dan berusaha untuk berekspansi seluas-luasnya, selagi pintu sudah terbuka lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun