Penulis meminjam pikiran kritis Ankersmit (1987) bahwa filsafat sejarah kritis telah akan melukiskan masa silam dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.Â
Sikap kritis yang dikisahkan oleh Sayang adalah Dia tidak pernah mengabaikan sisi kemanusiaan yang di tunjukkan oleh sosok politis Pak Nuryatim dan Istri selam Dia (Sayang) berada dalam sel, kendati sisi lain begitu banyak ancaman dari "oknum polisi" dan seringkali bersikap rasis atas dirinya. Â Â Â
Istri dari Pak Nuryatim senantiasa terus meyakinkan bahwa makanan yang mereka bahwa aman dari campuran apapun (bebas dari campuran bahan-bahan berbahaya), artinya makanan yang Ibu Sayang makan itu pula yang dimakan oleh keluarga kami, Terikasih Ibu. Sahut Sayang dalam ceritanya.
Dari catatan pendek ini memberikan pembelajaran tentang perjuangan seorang Perempuan Papua atas entitas-Nya yang direndahkan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab, dan itu terjadi di tanah Jawa.Â
Tapi Sayang tak menodai perjuangannya itu dengan harus membenci entitas Jawa secara kolektif, Dia malah berterimakasih atas kebaikan Pak Nuryatim dan Istri-Nya telah menjadi bagian terpenting dalam meneguhkan sejarah perjuangan di jalan Puasa (Puasa adalah bagian dari pada praktik filsafat perjuangan). Â
Sejarah perjuangan atas keadilan dan kebenaran itu tak akan sulut dalam zaman, semua spirit itu terikat dalam setiap langka orang Papua.
Sorong, 18 September 2022