Mohon tunggu...
Septian Rifki
Septian Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Buruh Sunyi

Weird

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoaks Makin Menjadi, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Memberi Sosialisasi dan Berdiskusi Mengenai Hoaks dan Vaksinasi

28 November 2021   12:17 Diperbarui: 28 November 2021   12:26 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 saat ini masih melanda Indonesia. Rentang waktu dan kondisi yang dialami oleh masyarakat dalam situasi pandemi menyebabkan kesimpang-siuran terkait informasi mengenai pandemi, covid-19, dan vaksinasi. Kesimpang-siuran informasi atau banyaknya informasi yang salah---dikenal dengan sebutan hoaks---dapat menyebabkan berbagai masalah dan perspektif yang tidak sesuai di masyarakat.  Banyak sekali informasi palsu yang sering dikaitkan dengan informasi kesehatan terkait pandemi Covid-19. Adapun saluran yang banyak digunakan dalam penyebaran hoaks yaitu melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Path) terbanyak digunakan yaitu 92,40%, sisanya dilakukan melalui aplikasi chatting (Whatsapp, Line, Telegram) dan situs web. Informasi mengenai kesehatan melalui media sosial saat ini sudah banyak, hal ini disebabkan ketersediaan berbagai sumber informasi. (Rahayu dan Sensusiyati, 2020:61)

 Hoaks seputar Covid-19 terus bermunculan di media sosial, harus diwaspadai agar kita tidak dirugikan karena telah percaya pada informasi palsu tersebut. Salah satu cara untuk memerangi informasi palsu atau hoaks seputar pandemi Covid-19 yaitu dengan literasi informasi (Wicaksono, 2021). Literasi informasi dan literasi media sangat berkaitan, literasi informasi menekankan pada bagaimana pentingnya akses terhadap seluruh jenis informasi, melakukan evaluasi serta bagaimana menggunakan informasi itu secara etis dan legal. Sedangkan media literasi menekankan pada kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan media (Andri, 2021:163).

Berangkat dari hal itu, penulis---sebagai salah satu peserta KKN Tematik UNDIP x UNICEF---tergerak untuk melakukan sosialisasi mengenai upaya menangkal hoaks terkait pandemi dan vaksinasi, serta berbagi informasi dan diskusi kepada muda-mudi mengenai cara kerja vaksin, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dan pentingnya vaksin dalam rangka turut serta dalam mendukung program percepatan vaksinasi di Jawa Tengah.

Alasan penulis menitikberatkan sosialisasi dan diskusi dengan para muda-mudi atau pemuda Desa Dukutalit dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pemuda adalah generasi penerus bangsa yang menjadi akar dari sebuah pohon bernama 'Indonesia'. Ajakan untuk berbuat hal positif seperti penangkalan informasi hoaks, percepatan vaksin, dan hal positif lain juga tidak lepas dalam sosialisasi ini. Dengan jiwa muda, pemikiran yang terbuka, dan semangatnya yang masih membara diharapkan setelah adanya sosialisasi dan diskusi yang penulis lakukan, nantinya terjalin suatu sinergi oleh para pemuda dalam menyebarkan informasi positif kepada golongan muda lain, golongan tua, dan semua kalangan.

Sosialisasi dan diskusi yang dilakukan oleh penulis berjalan dengan baik. Para muda-mudi desa menyambut positif kegiatan tersebut. Mereka dengan sukarela akan turut serta dalam upaya positif guna memerangi hoaks dan turut mensukseskan program percepatan vaksin yang dilakukan pemerintah. Penyebaran informasi yang dilakukan nantinya adalah melalui mulut ke mulut. Upaya atau cara menyampaikan informasi melalui mulut ke mulut merupakan salah satu sarana paling efektif bagi masyarakat desa.

"Adanya kegiatan sosialisasi dan diskusi semacam ini merupakan salah satu program yang sangat baik. Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini. Memang, untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan bersama tidaklah gampang. Perlu adanya sinergi oleh semua kalangan dalam menyebarkan hal positif." ujar Muhammad Arif, salah satu pemuda Desa Dukutalit.

Sudah selayaknya bagi kita untuk bersatu padu dan bahu-membahu dalam melawan pandemi ini. Sebagai pemuda, kita harus menjalankan peran kita dengan sebaik-baiknya. Dengan semangat dan jiwa muda, kita harus mampu melahirkan upaya, terobosan-terobosan dan pemikiran segar yang berguna bagi bangsa.

Mengutip ucapan Pramoedya Ananta Toer, "Bukankah tidak ada yang lebih suci bagi seorang pemuda daripada membela kepentingan bangsanya?"

Tetap waspada, jangan lalai dan abai. Semoga pandemi ini segera berakhir.

Penulis             : Septian Rifki Sugiarto (13010118130064), mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

DPL                : dr. Sri Winarni, M.Kes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun