Mohon tunggu...
Buruh HarianLepas
Buruh HarianLepas Mohon Tunggu... Buruh - Hidup Bersahaja Sebagai Buruh HarianLepas

Menjadi Seorang Buruh Harian Lepas di ibukota jawatengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ojo Leren Dadi Wong Apik

6 Oktober 2022   01:00 Diperbarui: 6 Oktober 2022   01:02 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak bisa melarang orang untuk melukai dan menyakiti kita
Kita tidak bisa menghentikan perkataan dan perbuatan jahat yang mereka lakukan kepada kita
Tapi, kita punya kendali atas hati kita sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama buruknya.

Mulut kita, jemari kita berada di dalam kendali diri kita.
Jadi, jika lisan kita masih gemar berkata buruk, jemari kita masih suka menyakiti, menggoreskan kata-kata yang tak pantas, berarti kita telah gagal menjadi tuan bagi diri kita sendiriMelupakan orang baik itu sulit. Siapapun orangnya, apalagi orang sekitar kita. Maka tak usah mencoba melupakan. Jadikan saja kebaikannya sebagai renungan

Kalau orang baik itu bernama Ibu. Tirulah apa yang dilakukan Ibu pada kita dahulu. Ibu bangun lebih cepat dari anak-anaknya dan tidur paling akhir. Ibu mendoakan anak-anaknya dan ridho pada anaknya. Masakannya kita rindukan. Perhatiannya, sentuhannya, cintanya. Ah Ibu, wanita paling baik di dunia.

Kalau orang baik itu bernama Ayah. Jadikan kebaikannya sebagai inspirasi ketika kita telah menjadi Ayah. Bagaimana kerja kerasnya dalam mencari nafkah. Peras keringat banting tulang. Pergi pagi pulang petang. Demi anak-anaknya. Tapi tak pernah ia berkata lelah di depan anak-anaknya. Dalam letihnya masih menyempatkan diri untuk bermain dengan anaknya. Bahkan ikut membantu pekerjaan ibu kita.

Kalau orang baik itu bernama tetangga. Tirulah kebaikannya. Bagaimana seringnya ia berbagi makanan pada kita. Jika buat sesuatu, ia antarkan semangkok untuk kita. Jika ia panen buah, ia bagi sekantong untuk kita. Tak pernah iri, ramah, tak menggosipkan kita, tak ada kenangan buruk bertetangga dengannya.

Kalau orang baik itu bernama sahabat. Tirulah kebaikannya. Ia mendoakanmu. Ia mengingatkanmu dalam taat. Jika ada kelebihan rizki, ia beri hadiah untukmu. Ia ada untukmu bukan hanya di saat kamu senang, tapi juga ada saat kamu bersedih.

Kalau orang baik itu bernama guru, pasangan, teman, marbot masjid, ketua mt, dan siapapun orang baik itu. Tirulah. Tapi jika tak kau temukan kebaikan dari mereka yang seharusnya baik padamu tapi berlaku sebaliknya, tetaplah engkau jadi orang baik. 

Karena kita baik bukan karena mereka baik pada kita. Kita baik karena tuhan yang perintahkan. Jika pada hewan saja kita diperintahkan berbuat baik apalagi pada pasangan, orangtua, anak, guru, tetangga, sahabat, dan semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun