Mohon tunggu...
Burhan Yusuf
Burhan Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Pena adalah kawan, tinta adalah hembusan.

Mahasiswa Sharia and Islamic Law Al-Azhar University, Cairo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Siwa, Oase di Negeri Para Nabi

10 Mei 2022   03:22 Diperbarui: 10 Mei 2022   03:27 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahirrahmanirrahim

Setelah memulai kembali tulisan saya yang sudah cukup lama tertunda, kali ini saya ingin membawakan sebuah sajian bernilai sosial, budaya hasil dari rekreasi dan tadabbur selama menetap dan berbaur bersama masyarakat lokal di pedalaman Siwa, Mesir. 

Tulisan kali ini saya dedikasi untuk para pembaca semua yang selalu menanyakan kapan tulisan tentang sejarah ini akan tayang, terkhusus sesuai dengan permintaan guru saya tercinta yang meminta ulasan tentang perjalanan di Siwa, terutama di Jabal Dakrur.

Kota Siwa merupakah daerah utara Mesir, masih menjadi bagian dari provinsi Matrouh. Berada 700 Km dari pusat kota Kairo. Tidak banyak penduduk yang menetap di daerah ini, diperkirakan sekitar 30.000 jiwa saja. 

Jangan membayangkan Kota Siwa seperti megahnya Kairo dan Alexandria, justru kebalikan karena Siwa sangat jauh dari modernitas zaman. 

Ada hal positif yang saya dapatkan dari masyarakat model seperti ini, mereka masih sangat kental dengan budaya dan kekeluargaan bahkan dalam mengatasi masalah akan lebih cepat selesai dengan asas kekeluargaan. 

Masyarakat Siwa hidup dalam kelompok dan suku, tercatat ada 11 suku besar dengan masing-masing pemimpinnya. Selain mereka menggunakan bahasa Arab dengan dialek khasnya mereka juga berbicara bahasa Amaziry khas bangsa Afrika Utara dengan suku Barbarnya. 

Tradisi yang menonjol di kalangan masyarakat Siwa adalah aktivitas wanitanya yang sangat eksklusif. Mereka cenderung tidak berkegiatan di luar rumah kecuali keperluan yang sangat mendesak itupun mereka akan keluar rumah dengan pakaian yang tertutup. Jadi mereka sangat menjaga hijab bahkan niqab, sebuah hal positif ditengah hiruk pikuk modernisasi fashion di kalangan masyarakat Arab. 

Kami mengambil dokumentasi secara diam-diam tentang aktivitas wanita kota Siwa, ternyata apa yang selama ini kami dengar bukan sebuah Hoax belaka. Nampak beberapa wanita kota Siwa menaiki sebuah Tuk-tuk atau kendaraan roda tiga, sebuah transportasi paling populer di kota Siwa. Kami mendapatkan gambar ini ketika berjalan-jalan di pasar, pusat kota Siwa.

dok pribadi
dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun