Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Sekarang, Ramadan Kemarin, dan Ramadan yang akan Datang

19 Mei 2018   14:38 Diperbarui: 19 Mei 2018   14:45 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Pacitan

Kita selalu berharap bertemu Ramadan dan bisa memaksimalkan untuk beribadah. Tak hanya rohani, namun jasmani musti dipersiapkan. Ramadan memang hanya diperuntukkan buat orang yang beriman dan yang sehat baik secara jasmani maupun rohani. 

Puasa Ramadan diperuntukkan untuk orang beriman agar meningkat taqwanya. Bagi yang tak beriman tidak wajib berpuasa karenanya tak ada peningkatan taqwa.

Kita selalu berharap bisa melakukan puasa penuh dalam satu bulan Ramadan, bisa menahan godaan yang bisa batalkan puasa. Berusaha terhindar dari sakit atau halangan untuk berpuasa, kecuali bagi kaum perempuan yang mendapat dispensasi karena proses biologisnya.

Untuk mendapatkan stamina yang optimal, kita harus pandai-pandai dan bijak dalam menjaga kesehatan selama berpuasa. 

Seringkali puasa menjadi balas dendam, dimana siang puasa namun pada waktu berbuka malah makan berlebihan baik secara kwalitas maupun kuantitas. Tentunya akan berpengaruh pada kesehatan. Makan yang terlalu pedas atau minuman dingin yang berlebihan seringkali diabaikan sehingga berpengaruh pada hari puasa berikutnya.

Sejak saya SMA saya sering mengunjungi masjid kuno saat Ramadan. Terutama saat tarawih, atau saat tengah malam. Ada kepuasan tersendiri, rasa damai, dan takjub terutama di masjid yang penuh sejarah. Sampai saat ini masih saya lakukan, baik saat Ramadan atau tidak. Meski tidak target, kebiasaan tersebut menjadi hoby sambil mengoleksi foto serta cerita bersejarah tentang perkembangan Islam.

Sejak tahun 1993 saya menjadi petugas zakat fitrah (Amil). Semenjak saat itu saban menjelang Idul Fitri kesibukan mengumpulkan zakat menjadi kebiasaan sampai saat ini. Berkeliling dari jamaah beberapa kelompok pengajian dan masjid di beberapa wilayah kabupaten Ponorogo. Kami tergabung dalam santri al Mursyid Kyai Imam Muhadi. Mengumpulkan dan membagikan zakat para jamaah, dan nyaris sejak saat itu menjelang Idul Fitri saya tidak pernah dirumah. Mengumpulkan serta membagi zakat tersebut.

Tidak terlalu banyak harapan saya saat Ramadan tiba, bisa melaksanakan perintah guru saya sesuai yang beliau ajarkan. Dan bisa melakukan sampai detak jantung hati ini berhenti. 

Guru kami selalu ajarkan bertakwa, bagaimana menjadi makluk yang sebenar-benarnya makluk. 

Guru kami mengajarkan kami sebagai umat, bagaimana kami harus menjadi umat yang  baik seperti yang telah Baginda nabi Muhammad ajarkan.

Guru kami ajarkan bagaimana menjadi anak atau keturunan dari ayah bunda serta leluhur kami, bagaimana menjunjung tinggi derajat keluarga dan leluhur kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun