Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintah Risau Partisipasi Pemilih dalam Pilkada Turun

6 Mei 2018   16:30 Diperbarui: 6 Mei 2018   18:24 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Ipong beserta ketua partai di Ponorogo mendeklarasikan pilkada damai

"Jangan golput,  jangan mudah terhasut, jangan mudah diprovokatif," pesan bupati Ipong pada rakyatnya pada rangakaian sosialisasi pilkada di alun-alun beberapa hari yang lalu. Dengan sosialisasi, akan memberikan pemahaman yang cukup kepada masyarakat. Dengan begitu akan meningkatkan partisipasi pemilih di dalam Pemilihan Umum tahun 2019 nanti, terang bupati.

Keadaan ini mirip negara Hongkong 15 Tahuan yang lalu, dimana pemerintah Hongkong kalau itu risau rendahnya partisipasi dalam pemilihan umum. Ketidakpedulian kala itu dipicu oleh kesibukan berkerja warganya. Pada saat itu di Indonesia masih demam-demamnya pemilu, siapa yang tidak sealiran atau beda pilihan dianggap musuh yang harus dibinasakan. Masih lekat diingatan saat kampanye sering terjadi  bentrokan sampai jatuh kurban jiwa, seperti fanatiknya suporter bola.

Penampilan reyog SMA 1 Ponorogo, calon pemilih pemula
Penampilan reyog SMA 1 Ponorogo, calon pemilih pemula
Rupanya kerisauan tersebut baru dialami pemerintah Indonesia sekarang ini. Diakui atau tidak masyarakat mulai acuh, tak peduli. Banyak hal yang menjadi alasan, kesibukan, jengah dengan ulah politisi yang pernah dipilihnya, sampai dalam pemikiran mereka milih dan tidak tiada beda alias tidak ada manfaatnya bagi mereka.

Bukan rahasia lagi di daerah pinggiran seperti Ponorogo, kalau tak ada uang gak bakalan datang. Bahkan ada yang lebih ekstrim uang diterima nyoblos urusan belakangan. Seperti ungkap Suryono warga Siman yang kemarin hadir menonton acara gelar seni tersebut.

“Pesta demokrasi adalah pesta bagi rakyat kecil, dimana orang kecil sepertinya bisa menikmati uang cuma-cuma dari para dermawan dadakan.” Kata Suryono, uang diterima dan urusan dicoblos atau tidak kalau di TPS urusan belakangan. Ini kesempatan panen buat orang kecil, imbuhnya.

Seni jaranan senterewe dari Sooko ikut memberi gelaran seni budaya menjelang pikada
Seni jaranan senterewe dari Sooko ikut memberi gelaran seni budaya menjelang pikada
Gelar seni budaya tersebut digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ponorogo, tanggal 21 April yang lalu dan dilanjutkan 5 Mei kemarin di sekitaran Stadion Barito Katong Ponorogo.

Seni budaya benar-benar ampuh untuk mengumpulkan orang banyak, datang  disuguhi tontonan dan disisipi pesan pemilu. Banyak papan dan alat  peraga di lokasi, diharapkan masyarakat yang  hadir mengerti dan termotivasi tentang pentingnya pemilihan, keterwakilan, bahkan bukan soal imbalan materi sesaat. Masyarakat diberitahu tentang pentingnya bernegara, tentang kepemimpinan, dan tentang keterlibatan warga dalam suatu bernegara.

Penampilan group musik keroncong yang memukau pengunjung
Penampilan group musik keroncong yang memukau pengunjung
Keterlibatan generasi muda, menjadi garda terdepan suksesnya gelaran pilkada
Keterlibatan generasi muda, menjadi garda terdepan suksesnya gelaran pilkada
Bertema gelar seni budaya menyambut pilkada, menampilkan beberapa seni khas Ponorogo dan seni musik yang menjadi daya pikat pemilih pemula para remaja. Reyog dadak merak, kucing-kucingan, jaranan senterewe, musik keroncong, musik campur sari, sampai game berhadiah bagi pengunjung.

Menurut M Ikhwanudin Alfianto ketua KPU Ponorogo, kegiatan gelar seni budaya tersebut sebagai upaya mengingatkan masyarakat bahwa pada 27 Junl 2018 akan digelar Pemilu serentak. Dia mengharapkan masyarakat bersuka cita datang ke TPS menyalurkan suaranya. Masyarakat tahu keuntungan dan kerugiannya bila tidak memilih. Masyarakat tahu kerugian bila ada politik uang, akan menjadi sumber korupsi penguasa yang terpilih untuk mengeruk uang negara untuk mengganti uang yang dikeluarkan selama kampanye.

Masyarakat diharapkan tahu mana kekurangan dan kelebihan calon pemimpin yang akan dipilihnya. Masyarakat diharapkan tidak fanatik buta dalam memilih.

Group Reyog Singo Budi Utomo, SMA 1 Ponorogo
Group Reyog Singo Budi Utomo, SMA 1 Ponorogo
Pemilihan kali ini merupakan pilkada gubernur bagi masyarakat Ponorogo, karena pilkada bupati masih 2-3 tahun lagi. Ponorogo dikenal adem ayem soal politik, meski begitu bupati mewanti-wanti agar tidak mudah terprovokasi. Semua bersaudara, biar calon pemimpin yang bertarung secara elegan rakyat tak usah ikutan bertarung namun rakyat yang tentukan pilihan, imbuh bupati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun