Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengasingan Diri Jamaah Tareqat Naqhsabandiyah dari Hiruk-pikuk Duniawi

2 Juni 2017   08:26 Diperbarui: 3 Juni 2017   07:38 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemandangan khas ketika khalwat, bekal dan pakaian ganti dari jamaah yang rata-rata sudah sepuh

“Bener-bener wis kudu iso ngeculne kadonyan, aku gak melu tareqat tapi wit cilik omahku mesjid kene.” Tutur Mbah Marwiyah. Mereka benar-benar harus bisa melepas keduniaan meski mereka masih berada di dunia, kata mbah Marwiyah meski dia sendiri tidak ikut tareqat namun masjid ini sudah seperti rumana sendiri.

“Melu tareqat yen gak kuat iso edan mergo jik kadonyan, wong tarekat pengin ngedan sak benere kedanan Gusti Allah.” Kata mbah Marwiyah. Ikut tareqat kalau ndak kuat bisa gila karena masih dibelenggu keduniawian, namun begitu orang tareqat ingin gila yang sebenarnya, gila pada Gusti Allah penciptanya dan tuhan yang kelak akan ditujuannya.

Menurutnya lagi kalau sudah 10 hari diadakan syukuran selamatan, dan para jamaah pulang kembali ke rumahya masing-masing. Kembali ke rutinitas kembali.

mbah Sakat terlelap
mbah Sakat terlelap
Beruntung kemain waktu sholat di masjid Durisawoo bertemu mbah Sakat, dia pensiunan pegawai PU dan kebetulan rumahnya berdekatan dengan kerabat saya.

“Wis tuwo ngeneiki arep nyapo maneh mas… anak wis do keluarga, pangan wis dicatu pemerintah wujud pensiunan..” berkata sambal merebahkan diri di lantai. Dan sebentar kemudian mbah Sakat benar-benar terlelap dan tangannya masih menggengam tasbih.

Sebentar kemudian lagi bangun dan segera mengambil air wudlu, dia sempat mengatakan bahwa kewajiban seorang murid adalah melaksanakan perintah guru, melanjutkan apa yang menjadi tradisi guru, meski guru tersebut sudah tiada. Ada dan tiada tetaplah sama, tetap tawaduk.

*) Selamat menjalankan Ibadah Ramadan 1438

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun