Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama Artikel Utama

Resepsi Pernikahan Bernuansa Reog

19 Juni 2015   00:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:42 9242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan pak Boiran memberikan nomer telephon bila suatu saat ada tamu yang memerlukan jasanya, dijamin lebih murah karena waktunya tidak selama resepsi pernikahan. Dan ini nomer yang bisa dihubungi 081359667958 , sambil promosi katanya.

 

Begitu tamu besan dan temamten datang langsung disambut reyog dadag dan tari jathilan di perempatan sebelum masuk ke gang sempit rumahnya, banyak tamu besan yang tertegun dan saling mengabadikan moment ini, mungkin bagi orang Ponorogo sudah biasa namun bagi orang Kediri belum tentu bisa sesering orang Ponorogo menikmati tarian reyog.

Begitu memasuki halaman dekat tarup rombongan disambut oleh warok-warok Ponorogo, meski warok namun keramah tamahan sangat kentara, sementara tabuh-tabuhan gamelan iringan reyog terus mengalun sambil diiringi sholawatan, suasana meriah namun terasa khidmad karena sholawatan dinyanyikan oleh para nayog yang biasa senggak (biduannya reyog, penggembira, backing vokal) nya reyog. 

Orang tua yang juga berpakaian Ponoragan langsung menyambut dibawah tarup dan meminumkan air suci dari dalam air kendi, begitu silih berganti dengan sesepuh adat. Dilanjutkan acara gendongan oleh kedua orang tua mempelai ke arah tempat resepsi.

Setiap pergantian acara ada alunan lembut gamelan reyog mengiringi, begitu juga tiap kali ada sambutan dan akhir sambutan alunan lembut gamelan diperdengarkan.

Ketika ganti busana, ganongan bertugas menjadi juru jalan atau pranoto laku, gerakan yang lincah, atraktip dan lucu berkali-kali bikin gemas para tamu. Sambil menunggu ganti busana para tamu dihibur dengan tarian jathilan dan penthulan.

 

Dan diakhir acara foto-foto, para penari jathilan, pembarong, warok, pengrawit, diminta kenang kenangan untu berfoto bareng mempelai. Dan begitu acara berakhir rombongan sudah menunggu di perempatan depan balai desa yang halamannya luas untuk menghibur para tamu dengan tarian yang komplit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun