Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Menulis?

24 September 2020   05:00 Diperbarui: 24 September 2020   05:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase diolah pribadi

"Step into a scene, and let it drip from your fingertips" (Stephen King)

Setiap kita punya cara dalam mengekspresikan diri dan perasaan. Tahukah Anda,  menurut beberapa penelitian psikologi menyebutkan bahwa kebutuhan manusia untuk menyampaikan pesan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan adalah kebutuhan mendasar, sebagai bagian dari proses perkembangan kepribadiannya. 

Kemudian memasuki era komunikasi digital berbasis media sosial, ragam cara mengekspresikan diri dan memgungkapkan perasaan semakin mudah dan lumrah. Dalam beberapa catatan media sosial tetap menjadi ancaman tertentu dalam psikologi komunikasi.

Dengan memahami beberapa perilaku media sosial yang signifikan, menjadi lebih mudah untuk memahami motivasi umum orang untuk menulis (memposting) sesuatu. Dalam sebuah tulisan jurnal psikologi "The Psychology of Social Sharing" membantu mengartikulasikan tingkatan  motivasi orang dalam menulis sebuah postingan.

Sementara penulis untuk artikel ini mendekati psikologi postingan di media sosial dari perspektif pemasaran, mereka memanfaatkan insentif psikologis yang jelas untuk berbagi konten. Mereka bahkan dengan cerdik mengadaptasi hierarki kebutuhan manusia. 

Abraham Maslow yang terkenal dengan pemikirannya tentang piramida kebutuhan diri manusia sejalan dengan pendapat yang menyebutkan di antara alasan mengapa orang menulis atau mengunggah postingan di media sosial:

1.Kebutuhan fisiologis: Terkadang orang memposting untuk memberi manfaat bagi kesehatan atau kesejahteraan teman dan keluarga mereka.
2.Keamanan: Keamanan fisik, mental, dan finansial penting bagi orang-orang ketika mereka memilih untuk memposting beberapa materi di media sosial mereka.
3.Cinta / kepemilikan: Pengguna umumnya ingin memposting untuk merasakan semacam penerimaan sosial dari grup atau individu tertentu.
4.'Sel esteem': Orang ingin memadamkan bagian otak yang berorientasi pada reward, menggamti dengan umban balik untuk dinikmati oleh perasaannya. Oleh karenanya ia mengunggah secara teratur setiap perasaannya dalam bentuk tulisan atau gambar.
5.Aktualisasi diri: Sebagai aspek terpenting dari hierarki kebutuhan manusia, aspek postingan media sosial ini terwujud ketika orang-orang membagikan kesuksesan mereka - mendapatkan pekerjaan baru, menyelesaikan proyek yang sulit, atau lulus dari sekolah, untuk menyebutkan beberapa contoh.

Kemudian dalam dunia psikologis baru-baru ini menemukan bahwa  motivasi untuk menulis / memposting materi di media sosial - dalam catatan artikel berjudul "Mengapa Kami Berbagi" - memiliki pengaruh secara sosial dan emosional.

Menulis dalam postingan, mengunggah gambar yang menceritakan, memiliki dampak terhadap perilaku sosial dan sisi emosional. Menulis di media sosial adalah dalam rangka ekspresi diri, baik secara positif, dan bahkan juga negatif. Dalam konteks kedua hal tersebut, banyak artikel dan hasil penelitian yang membahasnya.

Sejak lama ekspresi diri dalam bentuk aktifitas menulis menjadi sebuah medium orang untuk memenuhi salah stau kebutuhan psikologisnya, yaitu seperti apa yang diletakkan dalam hierarki piramida Maslow - aktualisasi diri.

Di bagian lain banyak kita temukan catatan-catatan yang berserak mewarnai sejarah hidup manusia, baik di abad-abad lampau hingga di zaman modern dengan berbagai media yang tersedia, bukan sekedar aktualisasi diri dan mencari umpan balik dalam bentuk pengakuan.

Menulis menjadi medium untuk melakukan perubahan, memberikan pesan kepada pembacanya agar melakukan suatu keinginan,  baik keinginan penulis  ataupun keinginan pembaca sendiri yang tidak pernah terungkapkan.

Di era sekarang, menulis menurut saya  menemukan masanya yang hampir semua penulis lama tidak rasakan. Konten media sosial, menjadi "makanan" sehari-hari sebelum makanan utama di pagi hari. Kebebasan berekspresi lewat tulisan, atau postingan gambar meski dibatasi dengan "ancaman" Undang-Undang ITE tetap marak bahkan membentuk berbagai kelompok dalam lapisan masyarakat. 

Sekedar untuk mengeluh, pamer, dan sok keren, bahkan mengancam atau nyinyir mudah diunggah lewat 'update status' media sosial. Ya sejatinya sekarang menulis sudah menjadi budaya kita, lewat media sosial pastinya.

Sedikit catatan tentang sejarah orang-orang penulis untuk tujuan ekspresi diri dan penyampaian pesan: Soe Hok Gie, misalnya, ia menulis sebagai wahana mengekspresikan diri. Lewat tulisan, ia tumpahkan keluh kesah, baik berbentuk artikel di media-media massa maupun dalam bentuk cacatan-catatan harian.

Pramoedya Ananta Toer melahirkan karya besar 'Bumi Manusia' selama menjalani empat belas tahun tahanan politik di masa Orde Baru, meski saat itu ia benar-benar mendapat larangan untuk menulis. Taufiq Ismail memenuhi koleksi karya sastra di negara ini dengan kritik sosial politiknya lewat karya puisi dan  lirik lagu.

Kini setiap kita punya masa yang lebih indah dari mereka, maksudnya kebebasan berekspresi layaknya mengaduk kopi. Adukan akan sama, meski isi kopi dan rasanya berbeda.

Mengapa menulis? Karena kita manusia yang diberi kemampuan mencerna dan menyampaikan hasil indera. Berbeda dengan simpanse yang konon kemampuan kognitifnya hampir menyamai manusia, tetap ia tetaplah kelompok primata, yang hingga bumi ini menjadi rata, tidak akan melahirkan karya misalnya tetralogi 'primata menuntut keadilan' atau lirik lagu 'jangan perkosa hutan'.

Mari menulis!
(BungRam-0920)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun