Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AFF Super Cup, Duel Dua Tim Terbaik Asia Tenggara

15 Januari 2023   08:09 Diperbarui: 15 Januari 2023   08:20 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Mario Sonatha untuk Skor.id

TULISAN mengenai usul usil kemarin sebetulnya masih menggantung. Namun karena terlalu panjang kalau tetap disatukan, akhirnya saya bagi dua. Bagian akhir dari tulisan tersebut saya jadwalkan penayangannya hari ini. Inilah dia.

Saya sadar betul tidak semuanya sependapat dengan usul usil mengenai pembagian Piala AFF menjadi dua: AFF Mainland Cup dan AFF Archipelago Cup. Akan tetapi jika para pengurus PSSI sudah betul-betul kebelet ingin meraih prestasi, menurut saya ini cara yang elegan lagi masuk akal.

Toh, kita sudah mencoba strategi naturalisasi pemain. Hasilnya? Tetap saja mentok sebagai runner-up. Bahkan saat timnas diperkuat penyerang impor berlabel top scorer Liga Indonesia sekalipun.

Kita harus kilas balik ke Piala AFF 2010, turnamen pertama di mana ada pemain naturalisasi di tim nasional Indonesia. Alasan Cristian Gonzales dinaturalisasi saat itu adalah ketajamannya di liga domestik.

Nyatanya, kita keok dari Malaysia di final. Gonzales juga tidak tajam-tajam amat di Piala AFF 2010. El Loco hanya mencetak 3 gol, jumlah yang sama dengan milik Muhammad Ridwan dalam kompetisi tersebut.

Kini, di Piala AFF 2022, Indonesia juga diperkuat top scorer Liga 1 musim 2021-22: Ilija Spasojevic. Hasilnya jauh lebih buruk, baik secara tim yang hanya mentok sampai semifinal maupun secara pribadi bagi Spaso yang hanya mencetak sebiji gol. Itupun ke gawang Brunei Darussalam.

Memang kita belum mencoba menurunkan timnas yang sepenuhnya berisi pemain naturalisasi. Namun saya yakin sekali, hal ini tidak akan pernah terjadi. Entah kalau di kehidupan selanjutnya.

Dalam berbagai kesempatan, bolak-balik Hasani Abdul Gani mengatakan jika ada sebagian anggota komite eksekutif PSSI yang menolak sama sekali strategi naturalisasi pemain. Jadi, timnas yang 100% berisi pemain impor adalah hil yang mustahal terjadi.

Menghindari Thailand-Vietnam?

Sebagai penyokong timnas, saya hanya mencoba memberi usulan lain yang (menurut saya) lebih elegan lagi terhormat. Itulah dia AFF Archipelago Cup, di mana Indonesia tidak akan lagi berhadapan dengan Thailand atau Vietnam sebagai dua hambatan terbesar dalam meraih trofi di Asia Tenggara saat ini.

Oke, oke, pasti ada yang protes dan bilang, "Cemen, ah. Masa iya malah menghindari Thailand sama Vietnam, sih?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun