Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menelisik Maksud "Pembelaan" Shin Tae-yong terhadap Ketum PSSI

13 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 13 Oktober 2022   09:17 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas U19 Indonesia U19, Shin Tae-yong ,menyapa penonton usai pertandingan melawan Brunei Darussalam pada laga Grup A Piala AFF U19 2022 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/7/2022)(ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Lalu Ketua Panpel pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Abdul Harris, ikut menyampaikan permintaan maaf pada Jumat (7/10/2022) pekan lalu. Ungkapan tersebut dia sampaikan setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

FOTO: via tvonenews.com
FOTO: via tvonenews.com

Setelah itu ada pula gesture permintaan maaf yang diperlihatkan jajaran Kepolisian Resor Kota Malang dengan aksi sujud diiringi doa memohon ampunan di halaman markas mereka, Selasa (11/10/2022) lalu.

Aksi sujud  yang dipimpin Kapolresta Malang tersebut menjadi menarik, kalau tidak mau disebut agak mengherankan. Pasalnya, locus delicti Tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang yang adalah wilayah hukum Polres Malang. Kenapa bukan jajaran Polres Malang yang melakukannya?

Namun permintaan maaf tentu berbeda dengan ungkapan siap bertanggung jawab. PSSI selaku federasi yang menggerakkan Liga 1, dengan menunjuk PT Liga Indonesia Baru sebagai operator, hingga sekarang belum menyampaikan pernyataan apapun yang menunjukkan sikap bertanggung jawab. Demikian pula dengan PT LIB.

Untuk itulah desakan agar Iwan Bule mundur dari jabatannya sebagai Ketum PSSI menggema. Bung Towel terus-terusan mengulangi desakan ini dalam berbagai kesempatan, dengan landasan bahwa langkah itu merupakan bentuk tanggung jawab moral atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan.

Iriawan sendiri justru merasa heran ada tuntutan mundur untuk dirinya. Purnawirawan perwira tinggi Polri yang terakhir menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional ini berkata dirinya bebas dari tanggung jawab karena "memang begitu aturannya."

Apa yang dimaksud "aturan" oleh Iwan Bule adalah Regulasi Keselamatan dan Keamanan (RKK) PSSI Tahun 2021. Lebih tepatnya pasal 3 ayat 1 d mengenai Tanggung Jawab Panitia Pelaksana Pertandingan.

Pada bagian tersebut memang ada pernyataan yang membebaskan PSSI dari segala tuntutan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam sebuah pertandingan liga. Dan itulah yang dijadikan tameng oleh Iwan Bule bahwa PSSI bebas dari tanggung jawab.

Menebak Motif STY

Sikap dan tanggapan Mochamad Iriawan itulah yang membuat dirinya dicerca publik bola tanah air. Eh, lha kok, di tengah suasana demikian ujug-ujug Shin Tae-yong mengatakan akan mundur pula jika Iriawan mundur dari jabatannya.

Sikap Tae-yong tersebut di luar nalar sebagian besar publik Indonesia yang tengah ramai-ramai mengacungkan telunjuk mereka pada PSSI. Mereka yang selama ini melaungkan puja-puji pada sang pelatih timnas, tiba-tiba mengirimkan cercaan. Tagar #STYOut sempat trending di Twitter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun