Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Jadinya Jika Sepak Bola Tanpa Adu Penalti?

2 Juli 2022   11:50 Diperbarui: 2 Juli 2022   12:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Boca Juniors, Navarro Montoya, menggagalkan penalti di Supercoppa Libertadores 1994. FOTO: Wikipedia

INDONESIA meraih medali perunggu SEA Games 2021 yang baru lalu berkat adu penalti. Meski sempat dibuat ketar-ketir karena eksekusi pertama oleh Asnawi Mangkualam membentur mistar gawang, timnas kesayangan kita pulang membawa medali karena empat penendang lain sukses mengemban tugas.

Mundur lebih jauh ke tahun sebelumnya, partai final Euro 2020 (diselenggarakan pada 2021) juga musti dipungkasi dengan adu tendangan penalti. Inggris yang memimpin duluan lewat gol cepat Luke Shaw (menit 2), harus memeras keringat lebih banyak karena Leonardo Bonucci menyamakan kedudukan pada menit ke-67.

Pertandingan berakhir imbang 1-1 setelah 90 menit waktu normal. Papan skor masih tetap sama setelah babak tambahan 2 x 15 menit digelar. Apa boleh buat, pemenang musti ditentukan lewat tos-tosan dari titik 16 meter.

Andrea Bellotti dan Jorginho dari kubu Italia memang gagal melesakkan bola ke dalam gawang. Namun kegagalan di pihak Inggris lebih banyak lagi. Tiga pemain muda Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka yang  tiga eksekutor terakhir The Three Lions sama-sama gagal.

Trofi Euro 2020 dimenangkan Italia dengan skor 3-2 dalam adu penalti. It's coming Rome.

Terhitung Aturan Baru

Semakin ke sini, semakin banyak pertandingan menentukan dalam turnamen sepak bola yang harus berakhir dengan adu penalti. Final Liga Champions Eropa, contohnya. Belakangan lebih sering menampilkan skor tipis, lalu tak sedikit pula yang pemenangnya ditentukan lewat babak tos-tosan.

Menariknya, adu penalti sebetulnya terhitung peraturan baru dalam dunia sepak bola. Baru sejak 1970 metoda penentu kemenangan yang satu ini disepakati oleh International Football Association Board (IFAB).

Laws of the Game direvisi, di mana undian koin dihapuskan dari salah satu cara menentukan pemenang. Sejak itu pula baru FIFA menerapkan aturan adu penalti dalam pertandingan-pertandingan resmi setelahnya.

Ini menjadi menarik, sebab sepak bola secara resmi sudah ditandingkan sejak 30 November 1872, yakni ketika Inggris melawat ke Glasgow untuk menghadapi Skotlandia. Laga yang digelar di Hamilton Crescent inilah yang diakui secara resmi oleh FIFA sebagai pertandingan sepak bola pertama dalam sejarah.

Partai ini sendiri dipromosikan sebagai pertandingan yang menggunakan aturan-aturan asosiasi, maksudnya IFAB sebagai pencetus peraturan sepak bola modern. Penonton yang masuk dengan membayar tiket sebesar 1 shilling, harus puas mendapatkan hasil imbang 0-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun