Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Thio Him Tjiang, Benteng Timnas dari Petak Sinkian

25 Juli 2018   19:59 Diperbarui: 25 Juli 2018   20:01 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menpora Roy Suryo mengunjungi kediaman Thio Him Tjiang pada April 2013. Kemenpora menyerahkan sejumlah bingkisan untuk sang pemain legendaris. FOTO: Kemenpora

NAMA Thio Him Tjiang rasanya terdengar asing di telinga pecinta sepak bola nasional era milenial. Sebagian mungkin malah mengira ini nama pesepakbola asal Republik Rakyat Cina karena namanya memang sebuah nama Tionghoa. Padahal, sosok ini merupakan andalan timnas Indonesia di era 1950-1960-an.

Kalau kamu ingat heroisme timnas Indonesia saat menahan imbang Uni Soviet--salah satu tim kuat dunia pada masanya--di perempatfinal Olimpiade Melbourne 1956, Thio Him Tjiang salah satu pelaku sejarah membanggakan tersebut. Ia mati-matian menjaga benteng pertahanan timnas dari gempuran pemain-pemain Uni Soviet kala itu.

Seperti kebanyakan pemain keturunan Tionghoa di Jakarta lainnya, Thio Him Tjiang mengawali karir sepakbola di klub Union Makes Strength (UMS). Klub legendaris ini berusia puluhan tahun lebih tua dari Republik Indonesia. Bermarkas di Petak Sinkian, tepatnya di  Jalan Ubi No. 10C, Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.

Thio Him Tjiang satu angkatan dengan pemain nasional legendaris Djamiaat Dhalhar yang asli Betawi, juga pesepakbola Tionghoa kenamaan lainnya Kwee Kiat Sek. Demikian seperti dilansir laman Bolasport.com (14/2/2015). 

Sepakbola sangat kental dalam keluarga Him Tjiang. Ayahnya, Thio Kioe Sen, juga merumput bersama UMS di tahun 1920-1936. Hanya saja Kioe Sen seorang kiper, sedangkan Him Tjiang dikenal sebagai bek. Lima dari enam adiknya juga bermain sepakbola dan semuanya berkarir di UMS, mengikuti jejaknya yang bergabung dengan klub tersebut pada 1947.

Setahun membela UMS, Him Tjiang merantau ke Singapura pada 1948. Selain belajar bahasa Inggris, ia juga memperdalam kemampuan olah bolanya. Di Negeri Singa ia dilatih langsung oleh Choo Seng Que, pelatih berkebangsaan Singapura yang kelak di kemudian hari menjadi pelatih asing pertama timnas Indonesia (1951-1953).

Hanya setahun di tanah rantau, Him Tjiang pulang ke Indonesia dan kembali bergabung dengan UMS. Dalam tempo empat tahun ia sudah jadi pemain andalan UMS di bawah bimbingan pelatih Endang Witarsa alias Liem Soen Joe. Karirnya meningkat ketika diminta memperkuat Persija Jakarta, klub induk UMS, di kompetisi Perserikatan.

Sebagaimana kita ketahui, sebagai bentuk dukungan pada perjuangan kemerdekaan UMS dengan sukarela meleburkan diri ke dalam Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ, cikal bakal Persija Jakarta). Padahal klub ini sudah berdiri sejak Desember 1905, sedangkan VIJ baru dibentuk pada November 1928.

Menpora Roy Suryo mengunjungi kediaman Thio Him Tjiang pada April 2013. Kemenpora menyerahkan sejumlah bingkisan untuk sang pemain legendaris. FOTO: Kemenpora
Menpora Roy Suryo mengunjungi kediaman Thio Him Tjiang pada April 2013. Kemenpora menyerahkan sejumlah bingkisan untuk sang pemain legendaris. FOTO: Kemenpora
Penampilan apik di Persija membuat Him Tjiang dipanggil timnas yang kala itu dilatih Seng Que. Posisinya semakin mantap ketika kursi kepelatihan timnas diambil alih Tony Pogacnik (1954-1964). Ia nyaris tak tergantikan di tim inti.

Pogacnik pula yang menggeser area bermain sosok kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1929, ini menjadi bek. Awalnya Him Tjiang bermain sebagai gelandang, lalu sempat pula berposisi penyerang. Pergeseran posisi bermain atas saran Pogacnik  inilah yang mengubahnya menjadi benteng kokoh timnas.

Selama memperkuat timnas, seperti dicatat situs FIFA.com (7/12/2017), Him Tjiang tampil dalam sejumlah ajang besar yang diikuti Indonesia. Di antaranya Olimpiade Melbourne (1956), Pra-Piala Dunia di Cina (1957), Merdeka Games di Kuala Lumpur (1957 dan 1958), Asian Games Tokyo (1958), dan Pra-Olimpiade Roma (1960).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun