Mohon tunggu...
Bunga Darmayanti Simanjuntak
Bunga Darmayanti Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Bekasi-Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sepinya Pembeli Saat PPKM di Pasar Bantar Gebang

23 Juli 2021   23:20 Diperbarui: 23 Juli 2021   23:58 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Bantar Gebang, Bekasi (22/7/2021) oleh Bunga Darmayanti

Pemberlakuan PPKM darurat sudah dimulai sejak tanggal 3 Juli 2021 lalu. Keputusan pemerintah menerapkan PPKM mikro darurat ini karena berdasarkan data yang menunjukkan bahwa adanya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia yang semakin tidak terkendali.

Tepatnya pada Kamis (22/7), terlihat sepi pengunjung pada siang hari di salah satu pasar tradisional yang ada di Bekasi yaitu Pasar Bantar Gebang. Walaupun terlihat sepi pengunjung, para pedagang disana terlihat masih ramai berjualan.

Seorang laki-laki terlihat sedang berjualan sayur-sayuran. Laki-laki tersebut bernama Aryo (24). Yang kerap disapa Mas Aryo tersebut, terlihat sedang menunggu sekiranya ada pengunjung yang ingin membeli ditempatnya berjualan.

Mas Aryo mengatakan bahwa dampak dari PPKM ini selama ia berjualan yaitu yang paling utama adalah turunnya tingkat pembeli dan turunnya juga omset dari waktu-waktu sebelumnya. Tentu dirinya sangat khawatir tentang bagaimana perekonomian di keluarganya saat ini.

Pada pasar tradisional ini, tidak terlihat adanya pembatasan pengunjung terutama untuk di jam-jam tertentu. Di Pasar Bantar Gebang ini, untuk jam tutup operasionalnya yaitu pada pukul 20.00 WIB.

Suasana di pasar tradisional ini sepi pengunjung disaat menjelang siang hingga sore hari. Tetapi, disaat mulai subuh hingga menjelang pagi hari masih ramai pengunjung yang ingin membeli kebutuhan pokok. Sebagian pengunjung yang membeli tersebut yaitu seperti pedagang warung dan pedagang makanan.

“Ya pokoknya mbak, pas adanya PPKM ini mulai awal bulan Juli kemarin sampai sekarang tingkat pendapatan yang saya terima menurun. Lebih baik saat sebelum adanya PPKM kemarin. Apalagi kan buat yang punya warung makan juga dibatesin tuh gak boleh makan ditempat. Ya palingan yang beli sayur disini pembelinya itu gak jauh-jauh dari pedagang yang punya warung” kata Mas Aryo.

Menurutnya, ia lebih memilih tetap berjualan hingga malam hari dikarenakan ia berharap sekali setidaknya ada pembeli lagi yang lain yang membeli sayur-sayuran ditempat dirinya berjualan. Karena saat ini, dirinya hanya bisa bergantung pada jualan sayur-sayuran tersebut dalam mendapatkan penghasilan.

Mas Aryo juga mengatakan, “Kalo menurut saya sih PPKM selama hampir satu bulan ini ya sebenernya sangat merugikan di semua sektor perdagangan. Karena semuanya juga dibatesin. Kita juga gak bisa ngomong apa-apa karena aturan ini kan udah ditetapin, jadi ya kita nurut. Ya lebih baik sih, gak usah ada perpanjangan lagi PPKM nya. Karena kita pun bingung juga keadaan ekonomi makin merosot, sedangkan pencaharian kita dari berjualan. Pokoknya yang penting patuh sama protokol kesehatan aja.”

Para pedagang yang lain pun berharap, sekiranya COVID-19 ini cepat berakhir agar keadaan ekonomi kembali stabil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun