Seorang Siswa SMA dengan Sejuta Mimpi namun Terhalang Sebuah Penyakit

Mataram-Di sebuah desa terdapat seorang anak SMA  kelas 10(x)  ipa-1 yang bernama Bunga mayang sari biasa di panggil Bunga. Bunga bersekolah di SMA MUHAMMADIYAH SAPE. Bunga adalah sosok seorang anak yang sangat sangat dan sangat ceriah di dalam kls-nya, penuh percaya diri, penuh harapan dan jutaan mimpi yang dia tanamkan di dalam hatinya yang harus dia raih dan dia pasti bisa "yakinnya"

Hari-hari Bunga lalui dengan penuh kegembiraan, Bunga mengawali paginya di kls dengan penuh semangat dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Tepatlah di hari kenaikan kls 11(x1), perpindahan kls-terjadi,saat itu seluruh murid ipa-1 memilih bangku duduk Masing-masing. Bunga memilih bangku duduk yang paling depan karena pikirnya duduk di bangku depat mudah untuk memahami pelajaran yang gurunya terangkan. 

Haripun berjalan dengan baik-baik saja, Bunga menerima pelajaran yang guru ajarkan kepadanya dengan gampang dan mudah di cermati olehnya. Namun hal yang tak diinginkan pun terjadi, Bunga terpaksa tidak masuk sekolah karena kesehatannya terganggu/sakit. Bunga sakit tidak sembuh-sembuh hingga 5 bulan lamanya sampai dia tidak mengikuti mid semester, dan dokter pun mengatakan bahwa Bunga mengalami penyakit lambung dan saraf yang membuat tubuhnya lemas dan matanya tidak bisa melihat dengan normal lagi seperti mana biasanya. 

Dan suatu hari Bunga masuk sekolah karena kondisi tubuhnya yang cukup membaik. Pelajaran sudah di mulai namun tidak  berjalan baik-baik saja untuk Bunga seperti mana biasanya. Bunga yang malang, Matanya yang terganggu menjadi penghalang untuk nya belajar, sulit bagi Bunga menerima yang gurunya sampaikan dan yang gurunya catat di papan. Namun Bunga merahasiakan semua keluhnya kepada guru-guru maupun teman sebangku nya karena merasa malu. 

Anak malang itu semakin mengalami kesulitan dalam pembelajarannya, matanya yang semakin hari semakin parah yang membuatnya semakin sulit menyatat di papan dan sering meninggalkan pembelajaran, Karna sebenarnya dokter mengatakan bahwa jangan dulu melakukan hal-hal yang membuatmu kecapainan dan jangan ter lalu memaksa untuk melihat karena matamu masih dalam fase pemulihan.  Namun mau tidak mau Bunga harus tetap menjalani pendidikannya, dan tetap pada pendiriannya untuk tidak memberi tahu siapa-siapa, Lalu Bunga mempunyai ide untuk memotoi saja tulisan di papan dan baru dia bisa menyatatnya. 

Gurunya yang memperhatikan tingkat pembelajaran Bunga yang semakin hari semakin menurun. Lalu gurunya menghampiri dia dan berkata "kenapa semakin hari tidak ada peningkatan dalam belajarmu nak ,malah semakin menurun dan kenapa kamu malah memotoi tulisan  yang ada di papan kenapa kamu tidak langsung menyatatnya saja? " ujar gurunya Bunga. Dan Bungapun menjelaskan semuanya, gurupun mengerti dan mamahaminya, lalu gurunya pun  memberikan ijin kepada Bunga untuk melakukan apa yang  menurutnya mudah dia cermati. 

Namun kenyataan tidak bisa kita ubah yang terjadi sudah terjadi, anak malang yang awalnya mempunyai jutaan mimpi, Cita-cita dan harapan kini seakan semuanya pupus karena terhalanh sebuah penyakit yang tidak memungkinkan untuk  dia meneruskan pendidikan di jenjang selanjutnya.....