Setiap orang pasti akan merasa bahagia dan berharap diberi umur yang panjang. Itulah sebabnya setiap tanggal kelahiran terkadang  menjadi patokan bahwa orang tersebut berumur panjang.  Kebanyakan orang selalu ingin merayakan tanggal kelahirannya tersebut. Entah dengan acara yang meriah, ataupun hanya dengan acara yang sesederhana mungkin. Mereka antusias dengan saling memberi hadiah. Yang merayakan diberi hadiah, dan yang merayakan juga terkadang dituntut untuk mentraktir teman-teman, atau keluarga.
Tapi, sangat jarang dari kita yang menyadari makna dari merayakan tanggal kelahiran. Yang kita rasakan hanyalah kebahagiaan secara badani saja. Kita tidak faham, hakikat bahagia berumur panjang itu apa ? Padahal semestinya, alangkah baik dan bijaknya jika setiap bertemu dengan tanggal kelahiran, kita introspeksi diri, muhasabah diri. Karena sejatinya kita sedang mengantri menuju kematian, mengantri menghadap Sang Pencipta, seiring berkurangnya jatah usia kita hidup di dunia.
Coba kita renungkan, seberapa banyak kita melakukan dosa, mengabaikan perintah dan larangan Tuhan ? Dari mulai usia baligh hingga saat ini. Seberapa banyak kita mengerjakan amal sholeh? Seberapa banyak kita mengerjakan kebaikan ? Sudah sebanyak apa bekal yang kita kumpulkan untuk dibawa pulang ?
Nah, semestinya, setiap kita bertemu dengan tanggal kelahiran, syukurilah dengan berusaha menjadikan diri lebih baik lagi. Bukan hanya sekedar merayakan, tapi lalai dengan yang telah memberi kita kesempatan hidup hingga saat ini. Teruslah memperbanyak bekal untuk pulang nanti, agar kelak hidup kita di kehidupan yang sebenarnya, akan beruntung.Â
Jadikanlah momentum ulang tahun sebagai pengingat diri, alarm diri untuk mempersiapkan kepulangan kita yang semakin dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H