Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kudeta Peternak terhadap Majikan

6 Maret 2021   14:49 Diperbarui: 6 Maret 2021   23:46 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisruh KLB Partai Demokrat (Dok Tribunnews.com)

Berat dalam konteks etika. Apa yang dilakukan Moeldoko melukai sejarah. Moeldoko dituding sebagai pencuri Parpol. Ketika yang terpilih dalam KLB Partai Demokrat kader tulen Partai Demokrat dan bukan Moeldoko, tentu berbeda tensinya. Tudingan Moeldoko sebagai tukang copet Parpol akan dapat terbantahkan. Perebutan kepentingan semacam ini menjadi tanda awas bagi Parpol lain untuk waspada. Karena konflik Parpol sering dikapitalisasi penguasa.

Karena suatu saat pencaplokan Parpol dapat terjadi di Parpol-Parpol lainnya. Petanya gampang. Dipecah dari dalam kader-kadernya. Dan orang-orang dilingkar kekuasaan sangat mengerti permainan-permainan seperti ini. Bahkan sudah menjadi sarapan pagi mereka. Cara menjatuhkan, memperkuat, melawan, mempropaganda, mengacaukan dan praktek licik cenderung dilakukan. Untuk mengambil alih kekuasaan, cara amoral dioperasikan.

Hanya pemerintah yang tau diri saja yang tidak genit. Tidak mau pusing dan mau menempatkan diri dalam tarung kepentingan kelompok tertentu. Budak, peternak memang berpotensi menjadi raja-raja baru. Ironis, mereka lupa kontribusi orang lain. Mereka yang tidak terbiasa dengan membalas kebaikan orang lain, akan mudah menghajar majikannya. Menjatuhkan majikan atau tuannya dengan cara-cara biadab.

Merasa punya akses kuat terhadap kekuasaan. Si peternak atau mantan peternak ini bisa menyalahgunakan kekuasaannya untuk membantai mantan majikan. Sebuah kisah yang tak layak dicontohi. Pelajaran untuk kita yang sedang merangkak dari bawah mengembangkan karir, agar tidak menjadi pikun. Tidak menjadi durhaka.

Karakter seperti kacang lupa akan kulitnya, menjadi racun. Bisa mematikan, memabukkan atau melumpuhkan kebebasan hidup kita secara berlahan-lahan. Peristiwa KLB Demokrat menjadi introspeksi dan refleksi untuk kita belajar menghormati kebaikan-kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita. Pasti suatu saat, perilaku buruk yang kita lakukan untuk menjatuhkan orang lain kembali menimpa kita.

Jadilah peternak yang tau berterima kasih. Jauhkan sikap kita dari kesombongan dan perilaku jahat pada siapapun. Setelah menjadi peternak, minimal kita harus menjadi lebih baik. Bermoral, tidak jahat. Jangan berani hancurkan masa depan orang lain dengan sikap korup, curang dan mencuri atau kudeta. Terlebih kepada mereka yang pernah berjasa kepada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun