Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Relasi Negara, Bisnis dan Mafia

21 Januari 2021   23:54 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:00 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi Negara dikuasai para Mafia (Foto kopikiri.wordpress.com)

 Apapun alasannya rakyat butuh perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah. Bukan kamuflase atau perhatian semu. Mereka mengharap kasih sayang Negara. Rakyat mau dimanjakan, bukan dimusuhi. Ketika pemerintah tidak mengandalkan pendekatan kekerabatan dan merangkul, maka dipastikan segala program pemerintah mendapat penokalan rakyat. Sulitlah semua cita-cita dan visi besar yang dibangun Negara. Cara komunikasi dua arah menjadi penting.

Bukan berhadap-hadapan untuk menjadi musuh. Melainkan dijadikan mitra, kawan membangun Indonesia. Rakyat yang belum sadar pentingnya pembangunan yang tengah dijalankan pemerintah, mereka layak diberi pemahaman ekstra. 

Dibimbing, dibina, bukan dibinasakan. Gagal jadinya ketika pemerintah penuh emosi membimbing rakyatnya. Bagaimana Negara maju kalau pemerintahnya berfikir penuh dendam dan emosional?, yakin kemajuan tak akan diraih kalau begitu jadinya.   

Ada semacam kerjaan bisnis yang digeluti Negara. Hal itu berkemungkinan dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Itu sebabnya rakyat harus kritis, menghidupkan nalar sehatnya. Jangan khawatir menaruh curiga terhadap Negara. 

APD, vaksin dan semoga kedepannya tak ada lagi bisnis obat yang dipelopori pemerintah (Negara) dengan berkedok pada kesehatan. Rakyat patut berikhtiar agar tidak dibodohi. Semoga Negara kita tidak dikuasai para mafia.

Sebab, umumnya jika sudah ada bisnis, selalu saja ada mafia. Kita mengajak pemerintah Indonesia benar-benar dapat memastikan bahwa Negara Indonesia tidak sedang memelihara bisnis dan memelihara mafia. Yang kerjanya menyiksa, memiskinkan rakyat. Banyak pengalaman yang kita saksikan, dimana bisnis selalu bersenyawa, saling berkompromi dengan para mafia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun