Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jokowi Terseret Skandal Jiwasraya?

16 Januari 2020   00:01 Diperbarui: 16 Januari 2020   07:46 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Jiwasraya

Kurang elok, ketika Presiden Jokowi masih berargumen menghargai proses hukum. Takut intervensi. Harusnya disegerakan, percepat proses hukum tangkap semua pelaku korupsi Jiwasraya. Para bandit kasus korupsi lain juga diamankan. Tugas Jokowi bukanlah gerakan radikalisme yang beraroma politis. Atau komunisme, terorisme yang kadang-kadang terkesan mesterius. Melainkan, penegakan hukum yang adil. Sejatinya Jokowi wajib turun tangan.

Jangan membiarkan kasus Jiwasraya menguap, atau sengaja didiamkan. Ungkap semuanya dengan telanjang, masyarakat berharap tetap dalam hubungan mengajak perang korupsi. Presiden Jokowi bisa menjadi imam besar buat kita semua. Presiden menjadi pioneer masyarakat Indonesia agar tuduhan tentang ketidakberanian beliau melawan para koruptor kelas kakap terbantahkan. Jangan diamkan, Indonesia yang sedang emergency korupsi perlu diselamatkan.

Contohnya, jika mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'urf diduga kuat terlibat dalam gelombang korupsi Jiwasraya, silahkan Jokowi mendorong untuk diproses segera. Jangan diskriminasi dalam penegakan keadilan. Nyali itu sering kita lihat dalam pidato dan wawancara Presiden Jokowi di layar kaca Televisi, tapi apakah setelahnya itu masih jalan?. Kan publik hanya melihat penerapan hukum yang riil.

Berhenti Presiden Jokowi bersembunyi dibalik argument menghargai proses hukum. Yang kemudian membuat Presiden bersikap pasif terhadap para koruptor, idelanya bertindak menjadi mobilisator dalam pemberantasan korupsi. Jangan memberi toleransi terhadap para pencuri uang rakyat. Jika dibiarkan lolos, maka sama saja pemerintah mencoba melanggengkan pembunuhan beruntun terhadap nasib masyarakat. Para koruptor makin tumbuh dan melakukan aksi-aksi jahatnya. Korupsi adalah simbol kejahatan yang massif merusak tatanan keindonesiaan kita sebenarnya, jangan dibiarkan mereka bergerilya terus.

Benarkah Jokowi tidak serius menuntaskan korupsi?, kita dapat membaca jejak digitan dan riwayat beliau untuk urusan yang satu ini. Terbuka dibeberapa tempat, Jokowi tegas mengutuk perbuatan menyimpang. Perbuatan yang secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi merugikan rakyat, dilarangnya. Dalam soal korupsi, kita mengingatkan beliau, menggugah hati Presiden agar jangan menjadi follower. Menjadi penggerak dalam proses penyelesaian korupsi. Jangan membuat posisi Presiden menjadi parsial.

Bermunculan spekulasi keterlibatan orang besar dalam kasus ini. Ada pertanyaan soal posisi Jokowi dalam gelombang besar skandal Jiwasraya. Apakah Jokowi terseret?. Bagi saya pertanyaan itu terlalu prematur dijawab. Momentum Pemilu 2019 memang begitu berharga, banyak modal diperlukan untuk kampanye di Pemilu. Namun, bukan berarti Jokowi ikut berkonspirasi mencuri dana investasi tersebut demi kebutuhan kampanye. Sekedar curiga boleh saja, tapi jangan sampai menuduh. Selebihnya kita menunggu hasil dari tuntas dari Kejagung yang menangani kasus ini. Kecurigaan soal mengalirnya dana tersebut ke partai politik juga membuat ramai publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun