Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Istilah Politisi Merakyat dan Ragam Kebohongan

17 November 2019   16:24 Diperbarui: 17 November 2019   17:37 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersih, merakyat kerja nyata

Jangan mau masuk terjerumus dilubang yang sama secara berulang-ulang. Kita butuh kehadiran politisi merakyat yang paradigma perjuangannya mermuara kepada kepentingan rakyat. Bukan memilih politisi yang penuh polesan pencitraan. Jangan mudah terjebak menjadi pemilih. Kadang dibesar-besarkan media, rakyat kemudian ikut-ikutan pusaran pencitraan tersebut.

Kalau benar politisi itu merakyat, bisa diuji dia. Dan akan tergambar dalam kebijakannya disaat politisi yang katanya merakyat itu menjadi pemimpin. Mari kita jujur melihat Presiden Jokowi, apakah dia merakyat?. Umumnya, pemimpin yang merakyat itu tidak mau menyusahkan rakyat.

Pemimpin merakyat juga tidak mau menaikkan harga BPJS. Biaya pengutan pajak tidak mau dinaikkannya. Pemimpin merakyat akan memurahkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ketika rakyat menyerit, ia otomatis hadir bersama rakyat. Apakah pemimpin kita seperti itu?, silahkan nilai dan jawab dengan jujur.

Segeralah siuman, mengevaluasi pilihan-pilihan politik kita selama ini. Benarkan politisi yang pernah kita pilih, ataukah kita telah salah memilih?. Silahkan dievaluasi. Jangan terulang lagi kecerobohan kita berdemokrasi. Jangan mau dibohongi berulang-ulang dengan istilah atau isu-isu politisi merakyat.

Meski tidak semua, kebanyakan politisi itu bertopeng. Berperan ganda, kadang menjadi Malaikat dan kadang Iblis. Politisi yang lihai yaitu mereka yang pandai mejual harapan. Membangun citra dengan brand, walaupun yang aslinya tidak begitu. Jangan percaya dengan atribut, karena itu cenderung menipu.

Kita sentil misalkan slogan 'bersih merakyat kerja nyata', dalam politik inilah merek. Rasional dalam mengusung tema atau narasi, tapi kadang kebablasan dalam mewujudkannya. Kalau rakyat tidak cerdas membacanya, akan termakan. Ada mis memang dalam mewujudkan ide dan slogan. Cukup insiden politik yang terlewatkan memberi pelajaran kepada rakyat agar lebih hati-hati lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun