Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi Sampai Mati

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perang Bintang HMI, GMNI, dan PMII dalam Pilpres 2024

1 Februari 2023   19:28 Diperbarui: 2 Februari 2023   06:03 6808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo GMNI, HMI, dan PMII (Dokpri)


SUDAH
menjadi keniscayaan bagi kader pergerakan, aktivis organisasi cipayung plus bahwa niat berbakti atau berkhidmat untuk rakyat merupakan panggilan jiwanya. Mereka yang diasah, diasuh, melewati penggemblengan yang panjang untuk menjadi pemimpin publik, membuahkan hasil.

Tak main-main, untuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dalam ucapan sekaligus ekspektasi Panglima besar Jenderal Sudirman di mana HMI bukan sekedar himpunan mahasiswa Islam, melainnya disebut Harapan Masyarakat Indonesia (HMI). Produktifitas pengkaderannya masif dilakukan hingga kini.

Begitu juga organisasi ekstra kampus seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Yang tentu telah melahirkan banyak pemikir, penggerak, dan pemimpin bangsa. Baik HMI, GMNI, hingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir, 17 April 1960, punya kontribusi besar untuk Indonesia.

Terbukti pengabdian para Alumni dari tiga organisasi kemahasiswaan ini tumbuh kembang di penjuru Nusantara, bahkan Dunia. Di hampir semua dimensi, mereka ada, tumbuh, mewarnai roda pembangunan. HMI yang sebentar lagi merayakan milad atau Ulang Tahun adalah organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia.

Lahirnya HMI, 5 Fubruari 1947. Akan berusia 76 Tahun, dalam hitungan 4 hari lagi. Sementara GMNI yang lahir 23 Maret 1954 dikenal dengan slogan pejuang pejuang, pemikir pejuang. Lalu HMI dengan taglinenya Yakin Usaha Sampai (Yakusa). Keduanya tumbuh kuat dalam perkaderan.

Gerakannya mengakar, menjalar. Baik di birokrasi, politik, pendidikan (akademisi), penyelenggara Pemilu, pengusaha, konsultan, dan ruang-ruang pengabdian lainnya. Sama seperti PMII. Organisasi yang dikenal mengusung motto dzikir, fikir, amal shalih ini basis Ormasnya ialah NU atau Nahdlatul Ulama.

Kalau HMI kental dan cukup kuat akar sejarahnya bertalian dengan Masyumi, sebagai Ormas. PMI identik dengan kaum Marhaen, perjuangan hak-hak rakyat jelata ''wong cilik''. PMII lebih pada segmen Islam tradisional, para Ulama dan Kyai menjadi role model, rumah mereka untuk menghidupkan akal.

Bukan pada bab historis, dan cerita kekayaan yang menjadi modal, lalu sekedar menjadi kebangaan mereka semata. Lebih dari itu, adalah tulisan ini membahas terkait peluang alumni HMI, GMNI, dan PMII untuk menjadi Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2024. Inilah era keemasan bagi aktivis.

Figur yang tampil, diantaranya Anies Rasyid Baswedan (HMI), Ganjar Pranowo (GMNI), dan Muhaimin Iskandar (PMII). Yang mana dari ketiga tokoh ini menghiasi media massa, pembicaraan publik, dan juga hasil polling serta survei politik yang dirilis. Mereka bukan kader jadi-jadian. Tapi telah diasah, disiapkan.

Diasuh sejak ikut training organisasi masing-masing (HMI, GMNI, dan PMII) untuk menjadi pemimpin bangsa. Sehingga itulah, cacian, fitnah yang dilayangkan, bahkan ujaran kebencian yang diserang ke mereka, dihadapinya dengan tenang, penuh senyuman. Tak mudah patah, rapuh, atau layu. Semangat mereka telah ditempa.

Bukan kader organisasi cipayung plus namanya kalau meninggalkan medan perjuangan. Takut atas gertakan, tekanan, terpengaruh lalu ikut saat dibujuk rayu demi sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri. Watak kaum pergerakan (aktivis) ialah terdidik mencari tantangan dan peluang.

Bahkan, dalam sejumlah diskusi, dan literatur yang pernah saya baca peluang itu tidak datang untuk kedua kalinya. Jika, tak mendapatkan kesempatan atau peluang sekalipun, kita diminta atau dipaksa agar menciptakan kesempatan. Begitulah corak berfikir kaum aktivis. Mereka yang berfikir progresif.

Tentu ketiga tokoh kebangaan Indonesia ini mau berkhidmat untuk masa depan peradaban. Mereka terpanggil, mendedikasikan diri demi kemajuan Indonesia tercinta. Kejayaan bagi kalangan aktivis akan terwujud, dan pada akhirnya kaum pergerakan, kader-kader organisasi cipayung plus memimpin Indonesia.

Terdistribusinya para aktivis cipayung plus di tempat-tempat strategis menandai bahwa pelatihan ''kurikulum'' yang dirancang berhasil. Terlepas dari adanya dinamika di internal organisasi masing-masing. Semangat dan solidaritas ''komunal'' yang positif juga perlu diapresiasi.

Siapakah yang layak menjadi Presiden dalam Pemilu 2024?, bisa jadi alumni HMI, alumni GMNI, ataukah alumni PMII. Proses elektoral akan menyeleksinya. Yang utama untuk kita sebagai warga pergerakan, warga parlemen jalanan, warga kampus alternatif ialah mengisi proses demokrasi dengan literasi politik.

Buatkan kanal percakapan yang berbobot bagi rakyat. Kawal rakyat dalam berpolitik agar tidak menjadi tumbal dari praktek politik uang. Atau praktek politik adu domba, sentimen politik identitas. Jangan buat rakyat terpolarisasi dalam Pemilu 2024. Ini tanggungjawab kita secara bersama. Jangan rakyat dikorbankan.

Keluarga besar aktivis pergerakan mahasiswa harus memberi contoh. Cukuplah beberapa senior kita yang terlibat kasus korupsi yang membuat kita ikut malu. Jangan diulangi lagi. Itu aib sepanjang sejarah. Kita sebagai generasi pelanjut harus memurnikan itu. Mengobati sakit hati rakyat karena uangnya dirampok koruptor.

Dorongan kita agar Indonesia dipimpin representasi dari kalangan aktivis. Terserah, dari HMI, GMNI, PMII sama saja. Ketiganya berkualitas. Layak dipilih dan memiliki rekam jejak sempurna. Insya Allah ketiganya lolos sebagai Calon Presiden (Capres) dalam Pemilu 2024. Ini spektakuler, dan bonus berharga.

Kita juga mendorong agar elit politik diberi petunjuk sang khalik untuk memutuskan ketiga figur terbaik representasi kaum aktivis ini sebagai Capres. Biar demokrasi kita diramaikan dengan pertengkaran narasi. Kompetisi ide, program menjadi menonjol nantinya dalam kampanye politik. Itu yang kita nantikan.

Inilah perang bintang yang sebenarnya. Perang yang benar-benar berkualitas. Dari hasil perang akan melahirkan kebanggaan tersendiri bagi publik, karena mereka kita harapkan memulai semua proses Pemilu 2024 dengan percakapan yang produktif konstruktif. Melanjutkan tradisi suci dari organisasi cipayung plus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun