Mohon tunggu...
Bungajeruk ...
Bungajeruk ... Mohon Tunggu... lainnya -

intuition....the greatest gift

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DEWI YULL : SEMUA PASTI ADA HIKMAHNYA

19 Februari 2011   16:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:27 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_90842" align="alignleft" width="269" caption="Dulu kita bahagia....sekarang juga bahagia."][/caption] Bagi Raden Ayu Dwi Pudjiati (49) atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Yull, musibah tidak selalu berarti penderitaan yang berkepanjangan. Dikaruniai dua dari empat anaknya tunarungu,kemudian pernikahannya dengan Ray Sahetapy kandas setelah 24 tahun membina rumah tangga,lalu perusahaannya Giz Cipta Pratama gulung tikar, dan Giscka putri cantiknya berpulang ke rumah Tuhan di usia 28 tahun. Luka demi luka itu tidak lantas membuat Dewi merasa perlu dikasihani. "Buat apa aku harus merasa menderita ? Semua ini berarti Tuhan sedang mempersiapkan anugrah yang lebih panjang buat hidupku" ujarnya bijak.

12981331231229662728
12981331231229662728
Dewi tak pernah berhenti menyebut Giscka Agustina Putri Sahetapy sebagai guru sejati dalam hidupnya. "Giscka mengajarkan aku untuk menerima semua ketidaksempurnaan dan tidak malu dengan segala kekurangan. Dia yang mengajarkanku untuk kuat dan bertahan dalam hidup ini" Wanita kelahiran Cirebon ini juga menyadari bahwa dalam perjalanan hidup ini ada jatuh bangun, kehancuran, dan merasa dipatahkan oleh keadaan.  Ia memilih menyikapunya dengan arif  seraya berujar " Aku berdoa, Tuhan, jadikan aku sesuai dengan sangkaanMu. Jadi sangka baik saja, apapun yang terjadi. Hancur tidak apa-apa, yang penting bangkit lagi, tumbuh lagi dengan lebih baik". Pelajaran demi pelajaran adalah proses kematangan seorang Dewi Yull dan ia tak pernah menyesalinya. Dengan legowo ia menceritakan bagaimana harus berpisah dengan lelaki yang begitu dicintainya, ayah dari anak-anaknya, Ray Sahetapy. "Tuhan kan pencemburu, Aku sempat meletakkan suamiku di atas segalanya. Itu jelas tidak baik. Tuhan tahu dan semuanya dijadikanNya supaya aku lebih memahami kasihNya". [caption id="attachment_90847" align="alignleft" width="288" caption="Saat Giscka menikah"]
12981325831498744280
12981325831498744280
[/caption] Ia mengaku tak melepas ayah anak-anaknya begitu saja, segala daya upaya sudah ia lakukan. "Hanya nyawa saja yang tidak aku berikan" ujarnya tenang. Saat perpisahan terjadi, Dewi mengaku sedih tapi lega."Kehendak Tuhan selalu yang terbaik.Hidup ini bukan seperti apa yang kita mau, tapi seperti yang Tuhan inginkan". Sampai saat ini, hubungannya dengan Ray tetap terjalin dengan baik. Ketika perusahannya juga runtuh, Dewi tidak berkepanjangan melabuhkan rasa sedihnya. Ia tidak menyalahkan siapa-siapa, sebaliknya ia mengakui semua itu karena ketidakmampuannya. :Semua karena kelemahanku. Berarti itu bukan bidangku dan aku harus berhenti. Tuhan punya rencana dengan semua ini, tidak ada yang perlu disesali". KETIKA  TUHAN  BERBICARA
1298133252275277497
1298133252275277497
Dewi yang sejak dua tahun yang lalu menikah dengan seorang Creative Director multi media, menanggap bahwa cobaan yang menyambanginya adalah penyeimbang hidup. "Aku sudah berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup ini, baik sesuai dengan takaranku sebagai manusia, tapi ternyata banyak disisipi kelemahan disana." Dengan hati terbuka dan senyum ikhlas, ia menerima semuanya "Aku masih bersyukur diberi tahu oleh Tuhan secara bertahap, sehingga pada saatnya tiba, aku sudah lebih kuat, lebih tegar.  Bayangkan ketika orang lain diberi cobaan seketika".  Ia mengelak saat dipuji kuat dan hebat. "Saya hanya seorang wanita yang beruntung karena disayang oleh Tuhan. Gusti Allah berbicara padaku melalui kehendakNya  yang aku harus terima dengan ikhlas". [caption id="attachment_90854" align="alignleft" width="300" caption="Ikhlas. Menerima. Melepaskan."]
12981328751307032246
12981328751307032246
[/caption] Senyum optimis yang ia ukir setiap saat adalah wujud dari keikhlasan dan penerimaannya terhadap badai yang mencoba membenamkan hidupnya. Sikapnya membuahkan hasil tak kecil. Sampai saat ini Dewi laris menyanyi di berbagai tempat bahkan ke mancanegara.  "Bagaimana aku mau protes pada Tuhan, sedangkan Tuhan sudah begitu baik, sangat baik".  Dengan suara emasnya pula, ia menghidupi anak-anaknya dan rumah tangganya. "Saya dan anak-anak tak pernah dbiarkan kekurangan". Dewi tetap manusia biasa yang bisa mencurahkan perasaanya lewat air mata, tapi ia bilang bahwa semua itu ada tempatnya. "Tidak kepada semua orang saya bisa bercerita isi hati saya".  Ia juga tida pernah sakit hati dengan siapa pun yang melukainya. "Kenapa aku harus sakit hati?  Tuhan tidak pernah tidur menjaga dan melihat umatnya. Waktu Tuhan yang akan menjawab semuanya". Ia sangat percaya bahwa apapaun yang keluar dari mulut kita akan kembali kepada kita, apapun yang kita perbuat juga akan kembali pada kita. "Maka berhati-hatilah dengan perkataan dan perbuatan. Yang baik akan kembali lebih baik, yang buruk akan kembali berlipat ganda." Ia juga mengaku tidak pernah peduli dengan apa yang orang lain pikirkan."Apa yang orang pikirkan, baik atau buruk, itu urusan dia dengan Tuhan."  Jadi bila ada yang mengatakan karier seorang Dewi Yull hancur dan kehidupannya terpuruk, ia menyikapi dengan sangat tenang  "Itu kan kata orang, pikiran manusia. Mereka lupa saya punya Tuhan yang selaku menjaga hidup saya!". Masa-masa penuh linangan air mata dirasakan oleh si pemilik suara emas ini sudah usai. Dalam diam ia sering menangis, saat sujud berdoa ia kerap menumpahkan air mata. Tapi semua itu sudah berlalu. "Sekarang justru sebaliknya, saat sedih saya tidak bisa menangis, justru di saat bahagia atau senang, saya bisa mengeluarkan air mata". Kuncinya menurut Dewi adalah pada dirinya sendiri. "Aku bilang sama Tuhan, mohon maaf kalau aku lemah sekali. Tapi aku ingin Tuhan tahu, bahwa kelemahanku ini hanya untuk Tuhan". [caption id="attachment_90845" align="alignright" width="300" caption="Dia Wanita."]
12981325311881418497
12981325311881418497
[/caption] Kepergian Giscka tidak membuat Dewi terus merasa sedih.  "Giscka sudah tenang, dia sudah hidup di kehidupan yang sesunggguhnya. Aku lega putriku sudah sembuh menurut ukuran Tuhan, bukan ukuran kita manusia.  Semua itu sudah kersaning Gusti Allah. Saya bahagia" Dewi tersenyum. Hidup ini, menurut Dewi, "Kita manusia tidak punya apa-apa. Yang kita punya cuma waktu, doa dan usaha. Serahkan saja semuanya pada Tuhan, Ia yang akan mengatur segalanya tepat pada waktunya".  Keyakinannya cuma satu, apapun yang pahit di depan, pasti manis di belakang. Kini jalan terang membentang di depannya, seterang ia memaknai jalan terjal yang pernah ia lalui. Hidupnya tenang dan bahagia bersama suami dan ketiga anaknya serta cucu yang lucu. Tak hanya mantan suaminya, Ray Sahetapy yang sering hadir di rumah Dewi, begitupun dengan mantan menantunya. Bersatu dalam kebahagiaan dan ketulusan yang diberikan wanita tergar ini. ------------------------------------------------------------------------------------------- Disalin dari majalah HELLO Indonesia, edisi September 2010 Teks : Dayu Wijantoro Foto : Courtesy beragam pihak,melalui Google.Mohon maaf jika tidak diberikan kredit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun